Jakarta (ANTARA) - Langkah konservasi serius perlu dilakukan untuk nepenthes atau tanaman kantong semar terutama yang hanya bisa ditemukan di Indonesia, kata peneliti kantong semar Drs. Muhammad Mansur.

"Khususnya nepenthes yang endemik perlu benar-benar ada perhatian untuk konservasi, terutama yang ada di Indonesia karena itu merupakan aset dunia," kata peneliti di Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pakar: Dunia akan kehilangan jika Nepenthes clipeata punah

Baca juga: KLHK tahan dua penjual kantong semar ke Taiwan


Nepenthes atau yang biasa dikenal sebagai kantong semar adalah tumbuhan karnivora terdiri dari 160 spesies yang bisa ditemukan di kawasan tropis, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina dan sebagainya.

Tanaman itu memilik penyebaran luas, baik dataran rendah dan dataran tinggi. Kantong semar biasanya tumbuh di tanah yang miskin unsur hara karena itu di ujung daun nepenthes terdapat sulur membentuk kantong untuk memerangkap mangsa seperti serangga demi memenuhi nutrisi yang tidak tersedia dari habitat asli.

Menurut Mansur, di Indonesia terdapat sekitar 70 spesies kantong semar dengan beberapa di antaranya adalah jenis endemik yang hanya bisa ditemukan di Tanah Air.

Salah satu jenis itu adalah Nepenthes clipeata yang hanya bisa ditemukan di Gunung Kelam yang berada di Sintang, Kalimantan Barat.

Tapi, tanaman karnivora yang tumbuh di celah-celah curam bebatuan granit di Gunung Kelam itu keberadaannya kini terancam akibat beberapa faktor, seperti perambah liar yang menjual tanaman itu demi keuntungan, kebakaran hutan serta musim kemarau berkepanjangan.

Baca juga: BKSDA Kalbar amankan 712 buah kantong semar

Nepenthes clipeata sudah ditetapkan pada 2014 oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) masuk dalam "red list" sebagai flora yang berada dalam kategori sangat berisiko punah.

Kantong semar endemik Indonesia, tegas dia, adalah aset luar biasa yang jika punah kehilangan itu tidak hanya akan dirasakan oleh Indonesia tapi juga dunia.

Selain itu, kata Mansur, masih banyak potensi yang bisa digali dari nepenthes selain menjadi tanaman hias kategori unik. Dia memberi contoh bagaimana masyarakat asli di Kalimantan telah menggunakan tanaman itu untuk obat mata atau diare.

"Masih banyak manfaatnya yang belum diketahui karena belum ada penelitian yang khusus untuk khasiatnya. Masih belum banyak digali tentang potensi nepenthes," kata Mansur.

Baca juga: "Kantung semar" terancam perdagangan liar

Baca juga: Kantong Semar Paling Terancam

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020