solusinya kampus atau sekolah harus mampu mendorong mahasiswanya terjun langsung ke bisnis
Jakarta (ANTARA) - Dosen atau pengajar Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Jakarta Michael Khrisna Aditya mengatakan kampus maupun lembaga pendidikan lainnya harus mendorong mahasiswanya terjun langsung ke dunia bisnis.

"Banyak yang bertanya bagaimana mengajarkan kewirausahaan yang baik, solusinya kampus atau sekolah harus mampu mendorong mahasiswanya terjun langsung ke bisnis. Jangan hanya dipelajari melalui teori," ujar Michael dalam webinar "Ngobrol Asik Sambil Ngulik Kopi" di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Re-selling, bisnis yang cocok untuk mahasiswa

Praktik semacam itu bisa diterapkan di SMK. Apalagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki wacana SMK untuk jurusan tertentu menjadi empat tahun atau SMK plus.

Menurut Michael, dengan SMK plus, siswa bisa langsung belajar kewirausahaan tidak hanya teori tapi praktik langsung.

Baca juga: Mahasiswa UI juarai ajang kompetisi bisnis di Korea

Dia mencontohkan STP Trisakti memiliki usaha kedai In.cube Artisan Coffee House yang menjadi tempat mahasiswa melakukan praktik kewirausahaan.

"Kami buat selayaknya bisnis. Struktur organisasi sama dengan perusahaan, ada manajer, supervisor dan operator. Semuanya mahasiswa. Setiap semester dilakukan perekrutan," terang dia.

Baca juga: "Startup entrepreneur" peluang usaha pilihan mahasiswa masa kini

Usaha kedai kopi, lanjut dia, memiliki potensi peluang yang cukup baik. Saat ini, hampir di setiap gang terdapat kedai kopi.

Dosen STP Trisakti yang juga Assesor Barista Indonesia, Robiatul Adawiyah mengatakan profesi barista merupakan profesi yang dibutuhkan ke depannya.

Tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Barista yang dimaksud merupakan orang yang bisa mengoperasikan mesin pembuat kopi.

Baca juga: Kedai kopi tumbuh pesat, Brewfest 2020 berlangsung di Jakarta

"Tidak hanya lulusan perguruan tinggi saja yang bisa jadi barista, lulusan SMK pun bisa. Profesi ini dibutuhkan saat ini dan bahkan bisa berkarir di luar negeri," jelas Robiatul.

Alumni STP Trisakti, Fararine Margaretta mengatakan pemilihan bahan baku juga perlu mendapatkan perhatian bagi pemilik usaha kedai kopi.

Wakil Ketua III STP Trisakti, Ismeth Osman berharap webinar tersebut dapat menambah wawasan kaum milenial terkait dunia kopi dan profesi barista.

"Ke depan, kami akan selalu berbagi ilmu dan keterampilan kepada masyarakat melalui webinar semacam ini," kata Ismeth.

Baca juga: Wali Kota Jakarta Barat apresiasi sertifikasi profesi barista
 

Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020