Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko memerintahkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kota Batu, untuk melakukan pelacakan di Al Izzah International Islamic Boarding School, Kota Batu, Jawa Timur, usai adanya seorang santri yang terpapar virus Corona.

"Tim akan ke sana, untuk lacak (tracing) semua, mulai guru hingga murid. Saya perintahkan seperti itu, supaya lebih aman," kata Dewanti, di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa.

Dewanti menambahkan Pemerintah Kota Batu selalu mengingatkan agar lembaga pelayanan publik termasuk pondok pesantren, untuk terus menerapkan protokol kesehatan ketat, dalam upaya untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19.

Al Izzah International Islamic Boarding School merupakan salah satu pondok pesantren besar yang ada di wilayah Kota Batu, Jawa Timur. Secara keseluruhan, ada kurang lebih sebanyak 1.000 orang santri yang menimba ilmu di ponpes itu.

Baca juga: Tambah satu, ASN positif COVID-19 di Kota Batu-Jatim naik 23 kasus

Baca juga: GTPP: 22 ASN dan THL di Pemkot Batu-Jatim positif COVID-19


Namun, karena pandemi COVID-19, saat ini hanya sekitar 50 persen yang diperbolehkan untuk melakukan sekolah tatap muka, di ponpes tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Eny Rachyuningsih menjelaskan bahwa berdasarkan laporan yang diterima, ada salah seorang santri kelas IX yang sempat terkonfirmasi positif COVID-19, namun saat ini telah dinyatakan sembuh.

Eny menjelaskan salah seorang santri asal Surabaya tersebut, pada awalnya membawa hasil rapid test sebelum masih ke pesantren dengan hasil non-reaktif. Kemudian, santri tersebut juga telah menjalani karantina selama 14 hari, dan kembali mengikuti
dengan hasil sama.

Pada 11 Agustus 2020, santri tersebut mulai masuk ke pondok. Namun, kurang lebih empat hari kemudian, santri itu mengalami pilek. Para guru yang ada di pondok pesantren tersebut, sempat menanyakan kondisi kepada santri itu, dan dijawab pilek akibat alergi.

"Namun tiba-tiba, pada 22 Agustus 2020, orang tua memaksa anaknya untuk pulang. Kemudian sekolah mengizinkan, dan akhirnya dijemput," ujar Eny.

Setelah dijemput orang tuanya, santri Al Izzah itu dibawa ke sebuah rumah sakit yang ada di Kota Surabaya, dan menjalani tes usap atau swab test. Hasil tes usap menyatakan bahwa santri tersebut positif COVID-19.

Kemudian, santri tersebut kembali menjalani uji usap untuk yang kedua kalinya. Hasil dari uji cepat kedua, santri asal Surabaya, Jawa Timur itu dinyatakan sudah negatif COVID-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Batu, M Chori, mengatakan pihaknya telah melakukan tracing terhadap kontak erat santri tersebut, dan melakukan tes usap terhadap tiga orang santri.

"Ada tiga santri yang dilakukan tes usap dan telah menjalani isolasi sejak tanggal 23 Agustus 2020. Hasilnya belum keluar," kata Chori..

Chori menjelaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Surabaya dalam melakukan pelacakan. Sebab, keluarga santri tersebut yang juga masuk dalam kategori kontak erat, dan merupakan warga Surabaya.

"Tiga santri itu sudah dilakukan tes cepat dan hasilnya non-reaktif. Namun yang bersangkutan merupakan kontak erat serta ada gejala mengarah ke suspek, sehingga harus dilakukan di tes usap," kata Chori.

Pada Selasa ini, di Kota Batu tercatat penambahan tujuh kasus baru konfirmasi positif COVID-19, sehingga secara keseluruhan ada 290 pasien positif terjangkit virus Corona. Dari total tersebut, sebanyak 204 orang dinyatakan sembuh, 21 orang meninggal dunia, dan sisanya dalam perawatan.*

Baca juga: Balai Kota Among Tani akan ditutup empat hari untuk sterilisasi

Baca juga: Sebanyak 48 pasien COVID-19 di Kota Batu dinyatakan sembuh


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020