Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi menyatakan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama harus tegas menindak warga negaranya yang menjadi pelaku perobekan Alquran.

"Untuk menjaga citra negara itu di mata dunia," kata Hasyim dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Yang penting lagi, lanjut Hasyim, adalah ketegasan pemerintah Amerika Serikat untuk tidak memusuhi Islam serta tidak merusak simbol-simbol Islam.

"Itu sudah cukup bagus," kata Hasyim yang juga mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

Dikatakannya, sebagai negara demokrasi mesti ada saja warga negara nakal yang merasa menggunakan hak demokrasinya, namun sebagai kepala negara Obama tentu mewakili negaranya.

Namun demikian, Hasyim menyadari, kekuatan penekan di Amerika Serikat bukan hanya eksekutif. Pengaruh kelompok Yahudi sangat kuat di negara itu.

"Yahudi ada yang lunak atau yudaisme, ada yang ekstrem ganas atau zionis. Yang pertama hanya melaksanakan ajaran agama saja, namun yang kedua sudah bercampur dengan gerakan ekspansionis, bahkan industri senjata yang memerlukan perang sebagai pasar," katanya.

Pada bagian lain Hasyim menyatakan, sebenarnya langkah maju telah ditunjukkan pemerintah Amerika Serikat di bawah Obama.

Pidato Obama di Kairo, persetujuan pendirian masjid di seputar `ground zero`, ketegasan ketidaksetujuannya terhadap rencana Terry Jones melakukan pembakaran Alquran, serta pernyataan bahwa Islam bukanlah musuh adalah tanda bahwa Obama telah membedakan antara teror dan ajaran agama.

Peristiwa 11 September 2001, yakni aksi terorisme terhadap World Trade Center di New York, kata Hasyim,sebenarnya bukan peristiwa agama, namun peristiwa "aroma pelangi" dengan banyak kepentingan, mulai fanatisme, hegemoni politik dan ekonomi hingga bisnis bencana.

"Kemajuan ini perlu disyukuri oleh umat Islam, utamanya kaum Muslimin Amerika Serikat, dan umat beragama dunia. Tinggal mengembangkannya agar tidak layu di jalan," katanya.(*)
(S024/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010