Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai keberhasilan vaksinasi yang digelar pemerintah merupakan skenario penting penanganan COVID-19 di Indonesia.
 
Edy Wuryanto kepada wartawan di Jakarta, Jumat, mengatakan keberhasilan pemerintah menjalankan program vaksinasi COVID-19 sampai saat ini patut diapresiasi karena vaksin merupakan salah satu skenario penting untuk pengendalian penyebaran virus.
 
"Bahkan menurut saya, selain vaksin, Indonesia termasuk negara yang sampai saat ini berhasil mengendalikan COVID-19 dengan baik. Setelah kita susah payah di gelombang kedua, vaksinasi ini indikator penting," katanya
 
Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-4 sebagai negara yang mencapai vaksinasi COVID-19 terbanyak di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Luhut ingatkan pelaku perjalanan luar negeri tak minta dispensasi
 
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mencatat sebanyak 118.488.929 orang di Indonesia sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap hingga Kamis (13/1).
 
Berdasarkan data satgas, secara nasional vaksinasi COVID-19 untuk dosis lengkap bertambah sebanyak 541.455 orang. Vaksinasi COVID-19 dengan dosis pertama bertambah sebanyak 1.092.662 orang sehingga total mencapai 173.248.256 orang hingga saat ini.
 
Capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia, kata dia, merupakan keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Paling tidak, menurut dia, sudah memenuhi "herd immunity" 70 persen penduduk yang sudah disuntik vaksin COVID-19.

Baca juga: Menko Luhut: Masih ada 13,6 juta orang di Jawa-Bali belum divaksin

"Ini prestasi. Itu menjadi skenario penting dalam penanganan COVID-19. Tapi bukan itu saja, kita lihat testing dan tracing, diagnostiknya sebagai bagian pengendalian COVID-19, ini juga penting," kata Edy.
 
Kemudian, kata dia, infrastruktur dari mulai pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kota tercipta dengan baik. Dia mengingatkan bahwa protokol kesehatan tetap menjadi satu hal yang utama.
 
Sementara itu, pemerintah sudah mulai melaksanakan vaksinasi booster atau suntikan dosis ketiga sejak Rabu (12/1). Presiden Jokowi memutuskan menggratiskan vaksinasi booster bagi seluruh masyarakat Indonesia.
 
Menanggapi hal itu, Edy Wuryanto menilai vaksinasi booster penting jika masyarakat yang sudah menerima vaksinasi booster terkena varian Omicron maka efeknya hanya ringan atau sedang.

Baca juga: Luhut: 29 wilayah aglomerasi Jawa-Bali turun ke level I PPKM
 
"Artinya vaksin booster itu efektif, paling tidak mencegah orang tidak sakit parah atau kematian, nah dari data ini maka menurut saya booster itu menjadi penting," ucapnya.
 
Menurut Edy lebih baik mengeluarkan dana untuk vaksin booster sebagai penanganan di hulunya dan dampak baiknya orang yang kena COVID-19 varian Omicron dengan gejala ringan dan sedang.
 
"Tidak sampai masuk berat yang lalu dirawat di rumah sakit," kata dia.
 
Menurut dia, jika sampai harus dirawat di rumah sakit, maka biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar. Dia tak ingin kondisi gelombang kedua di Tanah Air kembali terjadi.
 
"Jadi, skenario pemerintah itu sudah sesuai kesepakatan dengan Komisi IX DPR RI bahwa kita harus fokus pada penanganan hulu untuk mencegah jangan sampai hilirnya, hospitalnya itu susah payah seperti pada gelombang kedua," katanya.
 
Dia menjelaskan anatomi "budgeting" penanganan COVID-19 tahun anggaran 2021 sudah menggambarkan fokus pemerintah pada hulu.
 
Di mana vaksin sebesar Rp58 triliun lalu yang untuk diagnostik "testing tracing" Rp13 triliun serta untuk perawatan di rumah sakit Rp61 triliun.
 
"Saya sangat setuju Pak Jokowi menggratiskan (vaksin booster) karena ini pandemi, kewajiban anggaran itu negara. Negara yang menjamin," ujarnya.
 
Kalau ada masyarakat atau perusahaan yang mampu membantu percepatan negara dalam vaksinasi, katanya, akan lebih bagus. Ini merupakan bagian dari gotong royong agar negara mempunyai sistem pendukung dalam vaksinasi.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022