Bandung (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menegaskan bahwa aksi perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah harus dihapuskan.

Dia juga mengemukakan bahwa aksi perundungan dan kekerasan sebagaimana yang terjadi di SMAN 1 Ciamis merupakan dosa dalam sistem pendidikan.

"Itulah alasan mengapa kita harus mengambil garis yang sangat keras, tindakan keras, dan mengambil posisi," kata Nadiem di Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin.

Nadiem menekankan pentingnya pelaksanaan upaya-upaya untuk meniadakan sepenuhnya aksi perundungan dan kekerasan yang membudaya di lingkungan sekolah.

"Kita adalah negara berkebhinekaan, dengan kasih sayang, tapi kekerasan seksual, intorelansi, perundungan, sudah menjadi budaya di dalam sistem pendidikan kita, dan itu harus kita eradikasi," kata dia.

Kepolisian Daerah Jawa Barat tengah mengusut kasus dugaan aksi perundungan dan kekerasan dalam kegiatan perpeloncoan yang dinamai "Lingkaran Setan" pada kelompok pramuka di SMAN 1 Ciamis.

Menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo, ada setidaknya 18 siswa yang menjadi korban dalam kegiatan perpeloncoan tersebut.

"Sejauh ini sudah ada enam orang yang diperiksa, terdiri dari dua korban, tiga saksi, dan satu pembina pramuka dari sekolah," kata Ibrahim.

Baca juga:
Kalimantan Timur bentuk satgas anti-perundungan di sekolah
Kemendikbud: Sekolah harus punya sistem pencegahan perundungan

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022