Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim menegaskan komersialisasi buku Kurikulum 2013 oleh pihak-pihak tertentu dengan menjualbelikan secara bebas merupakan pelanggaran hak cipta dan akan diselesaikan secara hukum.

"Upaya pihak-pihak tertentu yang memperjualbelikan buku pelajaran Kurikulum 2013 sekalipun hanya mirip-mirip saja sudah termasuk tindakan komersialisasi. Ini tidak boleh sebab buku-buku tersebut seharusnya sudah dibeli sekolah dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khusus untuk buku," kata Musliar di sela-sela Forum Group Discussion (FGD) tentang Implementasi Kurikulum 2013 (K13) di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan pemerintah sudah membuat ketentuan dan membuat surat edaran, bahwa buku yang boleh dibeli dari dana BOS adalah buku K13 dan dibelinya dari penyedia yang sudah ditunjuk untuk masing-masing wilayahnya dimana sekolah itu berada.

Terkait adanya orang tua murid yang kemudian berinsiatif membeli dari pihak-pihak tertentu dengan harga cukup mahal karena khawatir anaknya belum mendapatkan buku K13, Wamendikbud mengatakan sekolah sudah membeli dengan dana BOS jadi apabila kemudian muncul buku-buku pelajaran yang mirip dengan buku K13 maka patut dipertanyakan.

"Ini namanya melanggar hak cipta sebab hak ciptanya ada pada kami di kemdikbud. Kami beli dari para penyusun buku tematik kemudian diunggah di website sebagai Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan bisa diakses oleh siapa saja tetapi bukan kemudian dicopy untuk dicetak menjadi buku yang diperjualbelikan dengan harga tertentu.

"Kami tetap akan berhati-hati menangani masalah ini. Jangan sampai ada pemikiran keterlambatan pendistribusian buku ke sekolah-sekolah memang ada unsur kesengajaan. Tetapi kami mencoba berpikir positif saja," tambahnya.

Lebih lanjut Musliar mengatakan terkait pendistribusian buku K13 saat ini baru mencapai 70-80 persen dicetak dan memang belum sampai ke sekolah-sekolah.

"Sedangkan untuk pelatihan K13 bagi guru-guru. Saat ini kami mengirim pejabat eselon 1 untuk menjadi "coordinator agent" untuk memantau pelatihan guru dan sudah lumayan banyak kemajuan di atas 90 persen," katanya.

Tetapi masalah pengadaan buku yang masih terkendala dari semula target 30 Juni sudah diterima di sekolah-sekolah kemudian mundur menjadi 14 Juli kemudian diundurkan menjadi 4 Agustus dan terakhir menjadi 15 Agustus kemarin, katanya.

"Kami harapkan segera diterima sekolah dan untuk wilayah DKI Jakarta akhir pekan ini buku-buku pelajaran sudah dapat diterima seluruhnya oleh sekolah-sekolah", tambahnya.

***3***









(T.Z003/B/N002/N002) 20-08-2014 20:39:32

Pewarta: Zita Meirina
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014