Menyangkut Lebaran tentu aparat harus lebih intens, perhatian dan waspada di perbatasan. Dan tidak menutup kemungkinan sindikat narkoba itu memanfaatkan arus mudik lewat TKI,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengimbau agar dilakukan antisipasi terhadap penyeludupan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) yang memanfaatkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mudik ke Tanah Air.

"Menyangkut Lebaran tentu aparat harus lebih intens, perhatian dan waspada di perbatasan. Dan tidak menutup kemungkinan sindikat narkoba itu memanfaatkan arus mudik lewat TKI," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) BNN, Kombes Pol Slamet Pribadi di Jakarta, Rabu.

Terutama arus mudik TKI yang bekerja di Malaysia dan Hongkong, harus selalu diwaspadai, katanya.

"Dan akan ada interdiksi rapat di kawasan ASEAN pada bulan Juli di Batam. Kita akan lihat kerjasama operasional di kawasan ASEAN untuk interdiksi membahas perbatasan antarnegara," kata Slamet.

Adapun kawasan yang patut di waspadai kawasan perbatasan Malaysia - Indonesia di Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Biasanya TKI memanfaatkan jalur tersebut untuk arus mudik ke Tanah Air. Narkoba yang masuk ke Indonesia kebanyakan berasal dari Malaysia dan China.

Sebelumnya Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso yang akrab dipanggil Buwas mengatakan saat ini jumlah narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) yang sudah masuk ke Indonesia jumlahnya dalam ukuran ton.

"Barang narkoba yang masuk jumlahnya sudah dalam ukuran ton. Dari hasil penelusuran yang jelas informasi didapatkan dari data intelijen yang kita terima," kata Buwas.

BNN saat ini berupaya mengungkapkan keberadaan narkoba yang dalam jumlah banyak tersebut. Adapun jenis narkoba yang masuk tersebut jumlahnya macam-macam termasuk jenis baru, katanya.

"Narkoba yang masuk dalam jumlah besar tersebut terbanyak adalah jenis sabu dan ekstasi darn semua produk dari luar negeri termasuk sabu cair yang terbanyak dari China," kata Buwas.

BNN sudah melakukan kerjasama dengan interpol diantaranya China, Taiwan, Rusia dan Pakistan. Kebanyakan informasinya barang tersebut akan dikirim ke Indonesia. Dan pelakunya masih dideteksi, katanya.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016