Surabaya (ANTARA News) - Kampung lawas Maspati, Surabaya, Jawa Timur merupakan salah satu kampung binaan PT Pelindo III diapresiasi Kementerian BUMN yang menjadi percontohan kampung binaan badan usaha milik negara tersebut dalam rapat kerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

"Peserta rapat yang terdiri dari 114 BUMN mengapresiasi keberadaan kampung itu, sebab konsep pemberdayaan masyarakat Kampung Lawas Maspati sebagai kampung wisata mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekaligus mempertahankan nilai sejarah perjuangan kota Surabaya," kata Kepala Humas PT Pelindo III Edi Priyanto di Surabaya, Minggu.

Edi mengakui kampung tersebut memiliki banyak situs rumah bersejarah perjuangan Surabaya yang harus tetap dipertahankan agar dapat dijadikan edukasi wisata dan tujuan wisata sejarah perjuangan kota Surabaya.

"Kampung Maspati itu terletak di tengah kota tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak, tepatnya di dekat lokasi Tugu Pahlawan yang ikut menjadi saksi sejarah perjuangan," katanya.

Edi mengatakan, kampung tersebut juga memiliki potensi UKM dengan beberapa produk andalan seperti minuman herbal (maskisa, beras kencur, sinom, cincau, jahe) ditambah aneka makanan kecil khas Maspati dan kerajinan tangan atau dolanan lawas.

"Pelindo III melakukan pengembangan di kampung itu melalui dua tahap, yakni jangka pendek dan jangka panjang dengan program awal melakukan renovasi dan perbaikan fasilitas umum seperti balai RW, gapura pintu masuk, makam situs bersejarah, tenant dan etalase tempat jualan UKM, serta kantor koperasi," katanya.

Selain itu, kata Edi, Pelindo III juga mengikutsertakan warga kampung melalui program pelatihan pengelolaan objek wisata sejarah dan kewirausahaan serta ketrampilan khusus ditambah keikutsertaan dalam pameran-pameran penyelenggaraan festival kampung lawas.

"Pengembangan Kampung Lawas Maspati juga mendapatkan bantuan dan dukungan Pemerintah Kota Surabaya serta dibantu beberapa perguruan tinggi di Surabaya," katanya.

Sementara untuk target jangka panjang berikutnya, kata Edi adalah menjadikan kampung itu sebagai destinasi wisata sejarah di Kota Surabaya dan sebagai tujuan wisatawan asing yang berkunjung di Surabaya.

"Terlebih beberapa saat lalu Kampung Lawas Maspati juga telah menciptakan dan meluncurkan produk batik Kampung Lawas Maspati yaitu dengan dua motif, yakni Sri Gading dan Omah," katanya.

Edi berharap, Kampung Lawas Maspati nantinya tidak hanya sebagai destinasi tujuan wisata sejarah, namun sarana edukasi pada masyarakat agar tetap mempertahankan seni dan budaya kampung dengan berbasis kearifan lokal.

"Kampung ini juga pernah meraih penghargaan sebagai juara I kategori keramahan dalam "Surabaya Tourism Destination Award" (STDA) 2016 yang diselenggarakan Universitas Ciputra," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016