Banjarnegara (ANTARA News) - Kegiatan rekreasional melukis caping dalam Festival Caping Gunung menjadi mata acara dalam rangkaian Dieng Culture Festival (DCF) 2017.

Pihak panitia DCF 2017 bahkan memperlombakan aktivitas melukis di atas penutup kepala tradisional khas petani dan nelayan Nusantara itu.

"Tertarik ikut," kata salah satu pengunjung DCF 2017, Dwi Subkhi Maulana (29), ketika ditemui sembari mengecat capingnya di kawasan Candi Arjuna, Dieng Kulon, Banjarnegara, Sabtu.

Pria asal Cirebon, Jawa Barat, itu mengatakan bahwa di atas caping melukis motif batik khas daerahnya, yaitu mega mendung.

Ia bangga dengan kearifan lokal batik khas Cirebon tersebut sehingga menggoreskannya di atas caping gunung.

(ANTARA News/Anom Prihantoro)

Sementara itu, peserta DCF 2017 Dimaz Trafindo saat ditemui sedang melukis motif "om shanti om" yang merupakan lafal doa penganut Hindu.

Meski berasal dari Semarang, dia mengaku tertarik dengan literatur Hindu, terutama hal terkait dengan Bali.

Bagi dia, Bali memiliki kearifan lokal yang memesona sehingga motif "om shanti om" menjadi pilihannya untuk dilukis. Kecintaannya pada literatur sejarah membuatnya terkesan dengan budaya Bali.

Dalam mata acara yang tergolong baru itu, sekira 3.000 caping gunung dibagikan panitia kepada para peserta DCF 2017 yang telah mendaftar sebelumnya.

Panitia menyiapkan kuas dan cat warna-warni dalam festival tersebut untuk dipakai peserta menggoreskan lukisan sesuai dengan kreasinya.

(ANTARA News/Anom Prihantoro)

Karya terbaik dari lukisan di atas caping gunung itu akan mendapatkan apresiasi dari pantia DCF 2017.

Tak jarang di antara pengunjung yang menggoreskan kreasinya di atas caping pagi harinya baru bersama-sama menikmati sensasi matahari terbit dari beberapa puncak Dataran Tinggi Dieng.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017