Sebagai dosen, wartawan memang dituntut lebih pintar dan berkemampuan lebih, lebih banyak tahu dan berpengetahuan serta berwawasan luas daripada masyarakat pada umumnya, sebab wartawan juga punya tugas mengedukasi masyarakat."
Malang (ANTARA News) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Akhmad Munir mengemukakan wartawan adalah "dosen" yang wajib mengedukasi masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.

"Sebagai dosen, wartawan memang dituntut lebih pintar dan berkemampuan lebih, lebih banyak tahu dan berpengetahuan serta berwawasan luas daripada masyarakat pada umumnya, sebab wartawan juga punya tugas mengedukasi masyarakat," kata Munir di sela penutupan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan XX di aula kampus IKIP Budi Utomo Malang, Jawa Timur, Rabu.

Selain itu, lanjutnya, wartawan juga harus menularkan etika jurnalistik dan wawasan serta pengetahuan kepada wartawan lainnya (yuniornya). Dalam mengamalkan etika jurnalistik, wartawan juga harus berpegang pada 11 pasal Kode Etk Jurnalistik (KEJ).

"Kalau kesebelas pasal itu dipahami, dilaksanakan dan dipegang teguh, saya yakin marwah jurnalis atau wartawan akan tetap terjaga. Oleh karena itu, jangan lepas dari KEJ dalam menjalankan profesi kita agar tetap di rel dan jalur yang benar," katanya.

Menyinggung UKW di Jatim, Munir mengatakan sudah ada lebih dari seribu wartawan yang telah mengantongi kartu UKW dan mereka dinyatakan kompeten. "Di Jatim, penyelenggaraan UKW dilaksanakan secara mandiri, lebih-lebih PWI Malang benar-benar mandiri dengan menggandeng berbagai pihak dalam pelaksanaannya," katanya.

Sementara pengurus PWI Pusat sekaligus penguji dalam UKW di Malang Hendro Basuki mengatakan penyelenggaraan UKW di Malang angkatan XX ini merupakan yang ke-264 kali yang diselenggarakan PWI. Jumlah peserta UKW di Malang angkatan XX diikuti 41 wartawan dan dua diantaranya dinyatakan belum kompeten (tidak lulus).

Untuk tingkat Utama diikuti tujuh wartawan dan dinyatakan berkompeten seluruhnya, Madya tujuh wartawan dinyatakan berkompeten semua dan jenjang Muda diikuti 28 wartawan dinyatakan dua orang belum berkompeten. "Ketika wartawan dinyatakan berkompeten dan menerima sertifikat, wartawan bersangkutan harus mempertanggungjawabkan keprofesiannya," ujarnya.

Selain itu, katanya, artawan yang sudah dinyatakan kompeten juga harus menjalankan KEJ, beretika dan berwawasan luas, bahkan harus pintar dengan cara banyak membaca. "Kalau wartawan tidak pintar jangan jadi wartawan," ucapnya.

Pelaksanaan UKW angkatan XX yang diikuti 41 wartawan di Malang raya itu ditutup oleh Wali Kota Malang Moch Anton yang didampingi Ketua PWI Jatim Akhmad Munir dan Rektor IKIP Budi Utomo Dr Nurcholis Sunuyeko.

Dalam sambutannya Wali Kota Malang Moch Anton berharap wartawan yang belum lolos dan dinyatakan berkompeten tidak patah arang dan yang sudah dinyatakan lulus (berkompeten) juga wajib membimbing dan mendorong rekan-rekannya agar bisa lulus.

"Wartawan yang telah lulus UKW agar menjalankan profesinya dengan baik penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode etik. Saya atas Pemerintah Kota Malang mengucapkan selamat kepada para wartawan yang lulus UKW kali ini," ucapnya.

Selain itu Anton juga berharap agar berita yang ditulis wartawan, khususnya mereka yang menyandang status "kompeten" harus mampu menambah wawasan masyarakat. Harapannya ke depan, berita yang ditulis selain menambah wawasan juga objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam rangkaian penutupan UKW tersebut, Rektor IKIP Budi Utomo Dr Nucholis Sunuyeko dikukuhkan sebagai anggota PWI Kehormatan karena kiprahnya dalam memberikan dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan yang digelar PWI Malang raya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017