Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh menyatakan kasus kejadian luar biasa (KLB) difteri yang terparah terjadi di wilayah Jawa Timur.

"Dari 95 kabupaten-kota melaporkan kasus difteri, yang terparah Jawa Timur, kedua Jabodetabek, Tangerang Banten," kata Subuh dalam keterangannya kepada wartawan di Palembang, Selasa.

Dia mengungkapkan hingga November 2017 sebanyak 95 kabupaten-kota dari 22 provinsi melaporkan kejadian kasus difteri.

Subuih menjelaskan jumlah KLB tersebut masih diteliti lebih lanjut oleh pemerintah. "Tapi ini masuk kasus `suspect`, karena penegakan difteri dari gejala klinis bukan hasil laboratorium," kata Subuh.

Provinsi Sumatera Selatan termasuk salah satu wilayah yang melaporkan temuan kasus difteri.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin menyampaikan temuan kasus difteri di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Kemuning Ilir hanya terduga secara klinis. Namun, setelah diteliti lewat laboratorium, kata Alex, hasilnya negatif.

Subuh menyampaikan pesan dari Menteri Kesehatan yang menginginkan Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang, menjadi perhatian khusus untuk diselesaikan masalah penyakit menular secara cepat.

Pertimbangannya, kata Subuh, Kota Palembang akan menjadi gelaran olahraga tingkat internasional yakni Asian Games 2018.

Subuh menyatakan pemerintah melakukan upaya pencegahan penularan difteri dengan imunisasi. Masyarakat diimbau untuk melengkapi imunisasi difteri pada anak sebagai upaya preventif.

Munculnya KLB difteri dapat terkait dengan adanya "immunity gap", yaitu kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah.

Kekosongan kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap difteri karena kelompok tersebut tidak mendapat imunisasi atau tidak lengkap imunisasinya.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017