DP nol rupiah, yang dibayangkan rumah tapak, bukan seperti bangunan yang sekarang. Penataan PKL Tanah Abang bukan di jalan, tapi, dibuat tempat sendiri
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat mempertanyakan kualitas realisasi janji-janji gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang genap 100 hari memimpin ibu kota sejak dilantik Oktober tahun lalu. Menurut pengata, kinerja mereka selama tiga bulan menjabat mendapat sorotan luas dari publik.

"Terkesan berlomba menunjukkan itu semua, khususnya janji saat kampanye," kata pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti pada acara "100 Hari Anies-Sandi: Arah Jakarta vs Branding Politik" di Jakarta, Jumat.

Selama tiga bulan duet ini gencar merealisasikan program-program ikonik yang pernah mereka janjikan saat kampanye, antara lain rumah DP nol rupiah, penataan Tanah Abang dan OK OCE.

Tetapi Ray mempertanyakan kualitas realisasi program-program unggulan tersebut, "apakah karena sudah siap atau hanya mengejar masa 100 hari agar tidak menimbulkan perbincangan".

Ray mencontohkan realisasi program rumah DP nol rupiah dan penataan Tanah Abang, yang dinilainya tidak sesuai dengan ekspektasi publik.

"DP nol rupiah, yang dibayangkan rumah tapak, bukan seperti bangunan yang sekarang. Penataan PKL Tanah Abang bukan di jalan, tapi, dibuat tempat sendiri," kata Ray.

Jika dilihat dari segi branding politik, Ray menilai Anies memosisikan diri ingin berbeda dari gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama, dengan beberapa kali mengkritik kebijakan pendahulunya itu.

Alih-alih mengkritik pendahulu, kata Ray, Anies-Sandi seharusnya fokus mengurus ibu kota sampai lima tahun ke depan.

"Kalau fokus, tidak perlu buru-buru merealisasikan janji-janji," kata dia.



Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018