Banjarmasin (ANTARA News) - Peternak di Kalimantan Selatan sukses mengembangbiakan ternak sapi melalui program kawin suntik yang dimulai sejak beberapa tahun terakhir.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan Suparmi di Banjarmasin, Jumat, mengatakan sebanyak 2.000 ekor ternak sapi hasil kawin suntik tersebut kini baru berusia satu tahun sehingga belum bisa untuk memenuhi kekurangan daging di provinsi ini.

Kemungkinan, tambah dia, pada 2019 sapi tersebut baru bisa dimanfaatkan, untuk menutupi kekurangan ketersediaan sapi di Kalsel.

"Sekarang usianya sudah hampir satu tahun, kemungkinan tahun depan sudah bisa dimanfaatkan," katanya.

Suparmi mengatakan, khusus Ramadhan dan lebaran 1439 hijriah pihaknya telah menyiapkan sebanyak 6.679 ekor sapi.

Jumlah tersebut, masih kurang karena kebutuhan sapi pada Ramadhan dan lebaran 1439 hijriah diperkirakan mencapai delapan ribu ekor.

Sedangkan, untuk ketersediaan daging kerbau sebanyak 1.127 ekor kerbau atau melampaui target yang dibutuhkan sebanyak 836 ekor.

"Dari jumlah itu, ketersediaan kerbau mengalami surplus 291 ekor," katanya.

Menutupi kekurangan pasokan daging sapi, tambah dia pemerintah terpaksa mendatangkan sapi dari luar daerah, sekitar 3 ribu ekor per bulan.

"Hingga saat ini Kalsel belum mampu berswasembada sapi, sehingga untuk menutupi kekurangan nya terpaksa mendatangkan dari Jawa Timur dan NTB," katanya.

Selain itu, tambah dia, pihaknya juga berupaya mendorong peternak untuk mengembangkan ternak sapi dan lainnya, melalukan program kawin suntik, sehingga kebutuhan daging, bisa dipenuhi oleh peternak di daerah.

"Kami mengajak pengusaha perkebunan dan pertambangan untuk melakukan pengembangbiakan sapi di kawasan usahanya," katnaya.

Sebelumnya untuk mengantisipasi terjadinya inflasi akibat kenaikan harga kebutuhan pokok maupun daging, Pemprov Kalsel bersama seluruh pihak terkait menggelar rapat koordinasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Dari rapat tersebut, disekapkati, seluruh pihak terkait, untuk saling bekerja sama dengan cepat mengatasi gejolak harga yang terjadi dengan meningkatkan jumlah stok barang.

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018