"Memang terjadi tekanan dalam mata uang kita sehingga sempat menyentuh Rp14.600 lebih sedikit"
Jakarta  (ANTARA News) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan krisis ekonomi akibat gejolak pasar keuangan yang terjadi di Turki dan turut menekan rupiah membuat pelaku usaha mulai memikirkan peningkatan biaya dana (cost of fund).

"Memang terjadi tekanan dalam mata uang kita sehingga sempat menyentuh Rp14.600 lebih sedikit," kata Rosan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ia menilai tren pelemahan nilai tukar rupiah dapat membuat para pelaku usaha memikirkan potensi peningkatan biaya dana (cost of fund).

Baca juga: Rupiah tetap bertengger di atas Rp14.600

Rosan juga mengatakan fluktuasi nilai tukar mata uang dapat memengaruhi pelaku usaha dalam memprediksi neraca keuangan mereka ke depan.

Ketidakpastian ekonomi global termasuk kondisi terakhir yang terjadi di Turki menyebabkan penurunan mata uang lira, yang jatuh lebih dari 40 persen sejak awal 2018, menyusul kekhawatiran peningkatan kontrol ekonomi oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan serta memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat.

Baca juga: Bursa saham AS terseret turun oleh kejatuhan lira

Krisis ekonomi yang terjadi di Turki juga dikhawatirkan berdampak buruk terhadap capaian realisasi investasi di Indonesia pada semester II-2018 menyusul gejolak mata uang di negara-negara berkembang.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menjelaskan pengaruh krisis di Turki melalui pasar uang dan pasar modal menyebabkan investor menarik kembali investasi mereka di negara berkembang.

Baca juga: Kadin Indonesia optimistis ekonomi 2018 tumbuh
Baca juga: Jokowi temui para pengusaha di Istana Merdeka


 

Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018