Mataram (ANTARA News) - Ratusan titik pengungsian warga yang didirikan pascgempa bumi 7,0 Skala Richter (SR) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8), kini mulai berkurang seiring dengan banyaknya warga yang kembali ke rumah masing-masing.

Sekretaris Daerah Kota Mataram H Effendi Eko Saswito di Mataram, Sabtu, tidak menampik hal tersebut, sebab titik pengungsian pada areal publik seperti di Lapangan Sangkareang, Islamic Canter, Lapangan Rembiga dan jalan-jalan umum jumlahnya semakin sedikit.

"Jika pada hari-hari sebelumnya, areal publik tersebut dipenuhi tenda darurat para pengungsi, kini jumlah tenda darurat milik pengungsi sudah berkurang," katanya.

Namun demikian, lanjutnya, data riil terhadap pengurangan jumlah pengungsi di Kota Mataram belum diterima dari masing-masing kelurahan. Pasalnya, kelurahan saat ini masih fokus melakukan pendataan terhadap kerusakan fisik akibat gempa bumi.

Menurut dia, penurunan jumlah pengungsi ini mulai terlihat sejak Kamis (16/8) malam, karena pada Kamis pagi dini hari Mataram diguyur hujan.

"Keyakinan masyarakat dan orang tua kita dulu jika sudah terjadi gempa bumi dan hujan turun maka kondisinya sudah membaik karena Allah sudah menyucikan bumi," katanya.

Baca juga: Bantuan korban gempa menumpuk di kantor pos

Sejak terjadi hujan itu, pemerintah kota juga telah menyarankan agar masyarakat kembali ke rumah, namun tetap waspada karena daerah Nusa Tenggara Barat masuk dalam wilayah Cincin Api Pasifik yang rawan gempa bumi di Indonesia. Semuanya harus berada pada posisi siaga terhadap potensi-potensi kebencanaan.

Kendati titik pengungsian sudah mulai sepi, lanjutnya, pemerintah tetap memberikan perhatian kepada masyarakat, termasuk juga untuk pengungsi yang masih bertahan di areal pengungsian yang tersebar pada ratusan titik di enam kecamatan.

"Perlu diketahui, bahwa selain pengungsi insidentil kita juga punya pengungsi tetap di beberapa lingkungan antara lain di Bertais, Tegal dan Pengempel, karena kondisi rumah mereka rusak berat dan tidak bisa ditempati, sehingga perlu penangan khusus," ujarnya.

Berdasarkan data terakhir, jumlah pengungsi di Kota Mataram akibat gempa bumi tercatat sebanyak 93.073 jiwa yang tersebar pada 977 titik pengungsian di enam kecamatan.

Baca juga: BMKG : prediksi gempa magnitudo 7,0 hoax sesat

Baca juga: BNPB klarifikasi penyaluran bantuan warga ke Lombok

Baca juga: Korban gempa kibarkan merah putih di pengungsian

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018