Palangka Raya (ANTARA News) - Asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sebagian wilayah di Kota Palangka Raya mulai menyelimuti Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah pada sore hingga pagi hari.

"Sebelumnya pada sore sampai pagi cuma tercium bau asap. Namun sejak beberapa hari lalu, pada sore sampai pagi kabut asap mulai terlihat. Bau kebakaran lahan pun semakin tajam," kata Samsudin, warga Palangka Raya, Sabtu.

Pria dua anak itu pun menambahkan, pada sore hingga pagi hari, jarak pandang pun berkurang. Asap yang semakin menyelimuti Kota Palangka Raya membuat udara terlihat sedikit berkabut.

"Untuk beberapa hari lalu, kabut mulai terlihat sekitar pukul 17.00 WIB sampai pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Namun pada pagi ini tadi, sampai pukul 08.00 WIB kabut belum hilang," katanya.

Nurlaida, warga "Kota Cantik" lainnya juga membenarkan kabut asap semakin menyelimuti kota setempat terutama pada sore hingga pagi hari.

"Keadaan ini memang belum berpengaruh signifikan terhadap aktivitas. Namun saya takut kalau kabut asap ini terus terjadi dan semakin parah akan berdampak pada kesehatan terutama anak-anak," kata ibu satu anak yang juga karyawan swasta itu.

Untuk itu, dia berharap pemerintah kota beserta pihak terkait terus berupaya mengatasi Karhutla sehingga bencana kabut asap pada 2015 tak terulang kembali.

Sampai saat ini, mengacu pada data yang dikeluarkan pusat data dan pengendali operasi BPBD Kalteng, sebanyak 219,4 hektare lahan di Kota Palangka Raya terbakar sejak awal tahun hingga pertengahan Agustus 2018

Terkait hal tersebut, Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto meminta pemerintah kota juga harus semakin serius melakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Politisi PDI Perjuangan itu juga mengajak seluruh elemen masyarakat aktif terlibat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di kota setempat.

Baca juga: Jambi mulai dilanda kabut asap

Baca juga: Sekolah di Pontianak diliburkan karena asap karhutla

Baca juga: Penerbangan Natuna tertunda karena kabut asap

 

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018