Pekanbaru (ANTARA News) - Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil membebaskan satu anak beruang madu (Helarctos malayanus) dari jerat yang dipasang di areal perkebunan kelapa sawit Desa Bukit Kerikil, Kabupaten Bengkalis.

"Di lokasi itu cukup banyak jerat babi yang mengancam keberadaan satwa dilindungi seperti beruang madu," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Haryono menjelaskan operasi penyelamatan beruang hitam itu memerlukan waktu cukup lama karena pada saat bersamaan satu beruang dewasa, yang kemungkinan besar induknya, menunggui beruang muda yang terjerat sejak Minggu (16/9).

Tim reaksi cepat BBKSDA Riau Resort Duri berhasil membebaskan anak beruang madu dari jerat pada Senin (17/9) dan langsung melepaskannya ke habitat beruang.

Desa Bukit Kerikil berbatasan langsung dengan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, kawasan konservasi tempat hidup beragam flora dan fauna yang juga merupakan rumah bagi beruang madu. Para pemburu babi biasa memasang jerat mereka di sekitar area kebun kelapa sawit di desa sekitar kawasan konservasi, berisiko membahayakan satwa dilindungi.

"Untuk itu, setelah upaya penyelamatan tersebut kami langsung melakukan penyisiran jerat. Tapi hasilnya nihil. Memang kejadian seperti ini kerap terjadi, ketika jerat langsung hilang saat petugas datang," kata Suharyono.

Ia meminta warga tidak memasang jerat di sekitar kawasan konservasi karena berpotensi mencelakai satwa dilindungi.

Beruang madu merupakan satwa dilindungi yang kerap menjadi sasaran perburuan di Provinsi Riau. Dalam beberapa kasus, para pelaku tidak mengaku sengaja menjerat satwa dilindungi tersebut, berdalih sasaran mereka sebenarnya babi.

BBKSDA Riau dan Polda Riau pada awal tahun mengungkap pembantaian beruang madu di Kabupaten Indragiri Hili. Dalam pengungkapan itu, petugas menetapkan empat orang sebagai tersangka.

Baca juga:
Beruang madu Hutan Siak mulai tak terlihat
Pembunuh empat beruang madu ditangkap

 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018