Jakarta (ANTARA News) - Gempa bumi Kamis pagi berpusat di barat laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, terjadi akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust) menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono.

Dalam pernyataan tertulis, dia menjelaskan gempa pukul 08.02 WIB yang semula dideteksi bermagnitudo 5,7 namun kemudian dimutakhirkan menjadi 5,3 itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Rahmat.

Gempa yang berpusat di darat pada kedalaman 10 kilometer itu menurut BMKG menimbulkan guncangan kuat yang dirasakan semua orang (VI MMI) di daerah Lombok Utara, serta dirasakan oleh hampir semua orang dan membuatu barang-barang terjatuh di Lombok Barat dan Mataram (V MMI).

Di Lombok Tengah dan Lombok Timur, getaran gempa dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah (IV MMI), sementara Denpasar getaran gempa terasa seperti ada truk sedang melintas (III-IV MMI0.

Getaran gempa juga dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda digantung bergoyang (II-III MMI) di Jimbaran, Tabanan, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Kuta.

Di Mataram, gempa membuat para pegawai pemerintah berhamburan keluar kantor dan memicu sekolah-sekolah memulangkan murid lebih awal.

Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa bumi yang menurut BMKG tidak berpotensi menimbulkan tsunami tersebut.

Baca juga:
Gempa Mataram tak ganggu Forum Demokrasi Bali
Mataram diguncang gempa 5,7 SR

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018