Jakarta (ANTARA News) - Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin Erick Thohir mengatakan kubunya terus mematangkan persiapan untuk debat capres kedua pada 17 Februari 2019 dan menjanjikan debat itu akan lebih menarik.

"Pak Jokowi sudah mempersiapkan tim sendiri ya, sudah diskusi dan saya rasa sangat menarik apalagi ini isu yang sedang ditunggu-tunggu," ujar dia Erick Thohir di Jakarta, Rabu.

Debat kedua yang menampilkan capres nomor urut 01 Jokowi dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto akan membahas tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Isu ekonomi disebut Erick menarik karena salah satunya yang mungkin dibahas adalah lapangan pekerjaan serta sumber daya alam.

Sementara saran untuk capres nomor urut 02 dalam debat, kata Erick, adalah agar fokus dan tidak melebar ke isu lain karena visi-misi soal ekonomi dan lingkungan hidup sudah ditunggu-tunggu masyarakat.

"Apalagi terakhir paslon 02 kan sempat ingin mengubah visi misinya seperti yang kami punya ini kan cukup aneh. Ya kami harap paslon 02 mesti percaya diri dengan visi misinya," kata dia.

Sementara untuk debat kedua, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi akan membuat satu sesi diskusi dan lokakarya untuk mendengarkan masukan-masukan dari dari anggota komisi di DPR yang relevan, misalnya untuk sektor energi dan sumber daya alam akan mendengarkan masukan anggota Komisi VII DPR, infrastruktur dari Komisi V DPR, dan sektor pangan di Komisi IV DPR.

Tujuan meminta masukan anggota DPR dari fraksi partai pengusung adalah anggota DPR dinilai tahu situasi di sektor masing-masing sehingga memahami tantangan dan kendalanya selama ini.


Jangan Saling Serang Pribadi

Secara terpisah, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyarankan kedua calon fokus mengungkapkan ide dan tidak saling menyerang pribadi.

Menurut Jimly, para capres sebaiknya tidak terlalu keras dalam memperdebatkan ide dan menjauhi upaya saling menjatuhkan karena dikhawatirkan pendukung masing-masing semakin memanas.

"Ini sudah terlalu serang antarrelawan dan tim sukses sudah terlalu keras di lapangan. Kalau capres serang menyerang, defensif dan ofensif itu berpengaruh ditiru lebih kasar lagi di lapangan," tutur Jimly.

Selama beberapa bulan masa kampanye, dinilainya para pendukung dan relawan telah memanas dan saling melontarkan serangan-serangan kepada satu sama lain untuk menjatuhkan.

Baca juga: Walhi sebut tak ada yang berani bicara transisi energi

Baca juga: Rumusan terkait sektor pangan kedua capres dinilai masih umum

Baca juga: Capres diminta berani jelaskan substansi program di debat kedua

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019