Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Siloam Heart Institute dr Antono Sutandar SpJP-K mengatakan obat-obatan hanya dapat meringankan gejala kelainan katup jantung tetapi tidak dapat mengatasi kelainan katup tersebut.
   
"Sampai saat ini, obat–obatan hanya dapat meringankan gejala kelainan katup jantung tetapi tidak dapat membereskan kelainan katup. Dengan semakin memberatnya kelainan katup jantung, obat-obatan tidak lagi dapat lagi meringankan kerja jantung yang semakin berat," ujar Antono di Jakarta, Jumat.
    
Dia menambahkan operasi katup jantung akan menjadi pilihan utama untuk mengatasi masalah tersebut. Penggantian katup jantung dapat dilakukan melalui kateter atau biasanya disebut Transcatheter Aorta  Valve Implantation (TAVI).
   
Jantung dilengkapi dengan empat katup jantung yang akan membuka dan menutup seirama dengan detak jantung untuk memastikan aliran darah berjalan ke arah yang benar. Salah satunya adalah katup aorta. Katup aorta merupakan katup yang dilewati saat darah dari jantung mengalir ke seluruh tubuh.
    
Penyempitan katup aorta atau stenosis aorta akan meningkat seiring bertambahnya usia. Data Uptodate menyebutkan bahwa prevalensi stenosis aorta adalah 0,2 persen pada usia 50-59 tahun, satu persen pada usia 60-69 tahun, empat persen pada usia 70-79 tahun, dan mencapai kurang lebih 10 persen pada usia 80-89 tahun.
   
Dia menambahkan jika stenosis aorta terjadi sebelum usia 50 tahun, seringkali ini disebabkan oleh penyakit katup jantung rematik yang disebabkan oleh peradangan kronis katup jantung kiri. "Normalnya katup aorta terdiri dari tiga daun katup (tricuspid valve). Jika katup aorta hanya memiliki dua daun katup (bicuspid valve) ataupun satu daun katup (unicuspid valve) karena kelainan sejak lahir, maka stenosis aorta akan terjadi lebih cepat."
    
Dia menjelaskan stenosis aorta umumnya akan membuat otot jantung kerja lebih berat karena jantung harus memompa darah melalui pintu yang sudah mengecil untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Jika kondisi ini dibiarkan, penyempitan katup akan semakin memberat dan akhirnya pasien dapat mengalami gagal jantung.
    
Salah satu upaya mengatasi kelainan tersebut dengan TAVI. Metode itu memungkinkan implantasi katup aorta tanpa dilakukan pembedahan tetapi hanya menggunakan kateter yang dimasukan melalui pembuluh darah besar di area pangkal paha.
    
Metode minimal invasif ini juga menjadi solusi pada orang-orang yang dianggap berisiko menengah sampai tinggi (khususnya pasien diatas 80 tahun) untuk dilakukan operasi penggantian katup secara konvensional. "Tindakan TAVI juga memiliki risiko tindakan yang lebih rendah serta proses pemulihan lebih cepat dibandingan operasi penggantian katup konvensional," kata dia.*


Baca juga: Bedakan gejala nyeri dada biasa dan serangan jantung

Baca juga: Waktu terbaik penanganan serangan jantung di bawah tiga jam


 

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019