Yogyakarta (ANTARA) -
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menargetkan kemenangan 70 persen di wilayah Yogyakarta dalam Pemilihan Presiden 2019.

"Pertanyaan saya sekarang, di provinsi Yogya ini mau berapa persen? Ada yang 'ngomong' 80 persen, awas kalo gak benar, atau 90 persen? Awas kalau tidak dapat 90, saya tidak ingin memberikan target gede-gede, catatan saya, di 2014 kita hanya dapat 56 (persen), tapi kita ingin di 2019 ini kita harus dapat di atas 70 persen, sanggup bapak ibu?" tanya Joko Widodo (Jokowi) di Stadion Kridosono Yogyakarta, Sabtu.

Jokowi menyampaikan hal itu di panggung jempol yang berhadapan dengan sekitar 30 ribu orang yang memenuhi Stadion Kridosono untuk menyatakan dukungan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin.

Sejumlah tokoh juga hadir di lokasi tersebut seperti Pramono Anung, Basuki Hadi Mulyono, Budi Karya Sumadi, Slamet Rahardjo, Hanung Bramantyo, Djadjuk Ferianto, Yenni Wahid dan sejumlah tokoh serta seniman lainnya.

"Saya kalau memberi angka realistis, lewat kalkulasi-kalkulasi, lewat perhitungan-perhitungan. Tapi ini perlu kerja keras, waktu kita 24 hari lagi," ungkap Jokowi.

Jokowi pun meminta para pendukungnya mengajak orang sebanyak-banyaknya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019.

"Kita ajak handai tolan, keluarga, tetangga sekampung di Yogya, untuk berbondong-bondong datang ke TPS tangan 17 April 2019, siap? siap?" tegas Jokowi.

Ia pun berharap pendukungnya untuk melawan hoaks dan berita bohong yang semakin banyak tersebar sebelum 17 April 2019.

"Tanggal 17 April 2019 tinggal 24 hari betul ya? Hati-hati, jadi hati-hati waktu kita tinggal 24 hari. Saya mengajak kita semua untuk berani dan melawan yang namanya hoaks, berani dan melawan kabar-kabar fitnah, berani melawan kabar-kabar bohong karena sekarang tidak hanya di media sosial tapi hoaks juga dari pintu ke pintu, sudah merusak dan ingin memecah belah negara ini," jelas Jokowi.

Sejumlah hoaks tersebut antara lain mengabarkan bila Jokowi-Ma'ruf Amin menang pendidikan agama akan dihapuskan ataupun bila Jokowi-Ma'ruf Amin menang azan akan dilarang.

"Hati-hati kabar-kabar seperti ini, ini cara-cara berpolitik yang tidak beretika dan bertata krama. Oleh sebab itu saya ajak kita bersatu, rukun, membangun negara ini, sanggup? Sanggup? Acungkan jempol, acungkan jempol," tambah Jokowi.

Tidak ketinggalan Jokowi juga mengampanyekan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bagi anak-anak usia sekolah agar dapat berkuliah di universitas.

"Kita tidak ingin terjebak ke dalam 'middle income trap', negara berpendapatan menengah. Kita perbaiki agar masuk ke level negara maju. Ada tiga masalah di negara kita yaitu infrastruktur, sumber daya manusia dan reformasi struktural di lembaga-lembaga kita. Kalau sudah dapat diatasi, kita akan melompat jadi negara berpendapatan maju, saudara-saudara sanggup melakukan itu?" tanya Jokowi yang disambut dengan jawaban sanggup dari para pendukungnya.

Selain menyampaikan deklarasi, acara tersebut juga disemarakkan musisi Juki Kill the DJ, orkestra gamelan Djaduk Ferianto, musisi Sri Krishna, kelompok musik legendaris God Bless yang dimotori oleh Ahmad Albar, Ian Antono dan  musikus lainnya.
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019