Sebagai manusia harus tahuberterimakasih dan bersyukur atas bantuan sekecil dan sesederhana apapun. Untuk situasi awal darurat, tentu bantuan seperti itu diberikan dan pasti akan ada bantuan lain yang menyusul seperti perbaikan lingkungan
Jayapura (ANTARA) - Warga korban banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, sejak Minggu hingga kini telah menerima secara bertahap bantuan kemanusiaan dari PT Freeport Indonesia (PTFI).

Agustinus Donal Ohee, selaku tokoh masyarakat adat Sentani dan Ketua Badan Musyawarah Tujuh Wilayah Adat Papua di Sentani Minggu mengatakan bantuan yang diberikan oleh PTFTI merupakan bukti nyata kesetiakawanan atau solidaritas atas penderitaan yang menimpa ribuan warga sekaligus ikut meringankan beban kehidupan akibat bencana alam tersebut.

"Kami sebagai warga Kabupaten Jayapura telah berulang kali menerima bantuan kemanusiaan dari Freeport, salah satu perusahaan tambang tembaga, perak dan emas terbesar di dunia yang beroperasi di tanah Papua," katanya.

Di dalam situasi darurat seperti ini, kata dia, hal yang paling utama adalah memperlihatkan solidaritas kepada para korban bencana alam sekaligus meringankan beban penderitaan tanpa menilai besar kecil dan jenis bantuan.

Agustinus mengakui bahwa pihaknya telah menerima laporan dari banyak masyarakat adat Sentani yang adalah korban bencana banjir bandang bahwa PTFI merupakan perusahaan swasta pertama yang datang ke lokasi banjir bandang memberikan bantuan darurat berupa makanan siap saji dan air mineral.

Bantuan itu diberikan sejak Minggu (17/3) sekitar delapan jam setelah banjir bandang memporakporandakan rumah penduduk, menguburkan ratusan warga dan harta benda serta ternak pada Sabtu (16/3) malam hari.

Pada keesokan harinya, Senin (18/3) PTFI kembali mendistribusikan bantuan kemanusiaan berbagai jenis bahan makanan siap olah seperti beras, mie instan, susu dan sebagainya.

Bantuan ini disalurkan langsung ke tenda-tenda pengungsi, perumahan penduduk yang luput dari hempasan banjir bandang serta ke posko induk bencana alam yang terletak di Kantor Bupati Jayapura.

Selain itu juga, lanjut Agustinus, pihaknya menerima pengakuan langsung dari masyarakat adat Sentani bahwa PTFI telah pula mengirimkan tim penyelamat dan tim medis untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan para korban.

"Masyarakat yang menjadi korban bencana alam itu telah merasakan kehadiran Freeport pada kesempatan pertama," katanya.

Pada Sabtu (23/3), lanjut Agustinus, pihaknya mendatangi media center posko induk bencana banjir bandang di Kantor Bupati Jayapura mendapat data terkait bantuan kemanusiaan yang dikirim Komunitas karyawan PTFI pada Jumat (22/3) yang diterbangkan pesawat udara Airfast dari Timika sebanyak 166 karton atau tiga ton bantuan kemanusiaan dan akan disusul lagi 60 karton sekitar satu ton berisi pakaian anak-anak dan orang dewasa, alat mandi, dan sebagainya.

“Kami minta agar Freeport tidak sendirian turun ke masyarakat mendistribusikan bantuan dalam bentuk barang-barang. Keikutsertaan masyarakat, pemuda dan mahasiswa serta wartawan dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan Freeport merupakan bukti bahwa Freeport senantiasa bekerjasama dengan masyarakat Papua dalam menyelamatkan nyawa sesama manusia yang sedang menderita. Freeport jangan kerja sendiri,” pintanya.

Sedangkan mengenai kritikan terhadap Freeport yang memberikan bantuan darurat berupa makanan siap saji dan pakaian, Agustinus menegaskan, dalam situasi darurat kemanusiaan seperti ini, bantuan setetes air minum bagi sesama yang sangat haus dahaga jauh lebih bernilai daripada memberikan satu tanki air minum pada saat para penderita sudah tidak merasa haus lagi.

“Sebagai manusia harus tahu berterima kasih dan bersyukur atas bantuan sekecil dan sesederhana apapun. Untuk situasi awal darurat, tentu bantuan seperti itu diberikan dan pasti akan ada bantuan lain yang menyusul seperti perbaikan lingkungan pegunungan Cyclop dan lainnya,” katanya.*


Baca juga: UP2KP sebar puluhan relawan kesehatan layani korban banjir

Baca juga: UP2KP buka posko perekrutan relawan kesehatan banjir Sentani



 

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019