Partikel plastik yang tertelan ikan akan menjadi racun dalam tubuh ikan dan jika ikan dimakan manusia menimbulkan penyakit, salah satunya stunting
Banyuwangi (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak para nelayan di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, agar menjaga kebersihan laut dari sampah plastik di kawasan Pelabuhan Muncar yang memiliki potensi sebagai salah satu tujuan wisata daerah.

"Presiden telah mencanangkan program Indonesia Bersih dan Sehat. Untuk itu masalah kebersihan jadi aspek yang penting, Banyuwangi juga punya peran yang penting untuk kesuksesan program ini apalagi saat ini Banyuwangi salah satu daerah tujuan wisata," katanya saat berkunjung dan berdialog dengan ribuan nelayan di kawasan Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jumat.

Menurut ia, Muncar memiliki daya tarik pariwisata yang unik, potensi ikan dan budaya lokalnya sangat menarik menjadi tujuan wisata, dan pasar ikan akan menjadi objek wisata yang menarik bagi turis.

Di hadapan para nelayan Luhut menyampaikan ajakan agar nelayan menjaga kebersihan dan jangan sampai sampah-sampah, terutama sampah plastik mengotori laut.

"Partikel plastik yang tertelan ikan akan menjadi racun dalam tubuh ikan dan jika ikan dimakan manusia menimbulkan penyakit, salah satunya stunting. Kita tidak ingin hal ini terjadi, saya minta agar nelayan ikut peduli agar sampah plastik tidak lagi masuk ke laut dan keberlanjutan kehidupan ikan yang sehat bisa berlanjut," ujar Luhut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman juga meminta agar para nelayan ikut menjaga tanaman bakau (mangrove) di sekitar pantai sebagai tempat berkembang biak ikan.

"Saya lihat dari udara 'mangrovenya' sangat bagus, jadi tolong dijaga, termasuk dari serbuan sampah," ujar Luhut.

Kunjungan kerja Luhut Binsar Pandjaitan ke kawasan Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, juga untuk meninjau pasar ikan, dermaga, dan melakukan dialog dengan ribuan nelayan.

Saat dialog, Luhut sempat mendapatkan keluhan dari salah satu nelayan asal Muncar terkait masalah habitat ikan lemuru yang terus berkurang sejak 2009.

"Nanti akan segera kita teliti dengan melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun BPPT, Apakah masalah migrasi ikan atau terkait palung laut, segera kita tinjau," kata Menko Luhut

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan wilayah Muncar saat ini menjadi salah satu fokus penanganan pemerintah daerah setempat, bersama dengan salah satu NGO dunia asal Norwegia Systemiq.

Pemkab Banyuwangi terus melakukan pendampingan penanganan sampah laut, dan program yang dijalankan ini telah berjalan satu tahun dengan mendorong peningkatan kapasitas warga desa dalam masalah pengelolaan sampah.

"Alhamdulillah, meski masih melibatkan 3.214 KK, namun sudah mulai tumbuh budaya di kalangan masyarakat untuk mengurangi serta mengolah sampah di kawasan Muncar, targetnya ada 22 ribu KK ikut program ini pada akhir 2019," tuturnya.

Di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Desa Tembokrejo, Muncar, sampah yang diangkut dari rumah warga lantas dipilah dan dikelola oleh BUMDes setempat. Sampah organik dimanfaatkan untuk kompos dan budi daya larva lalat "black soldier fly". Larva lalat jenis ini memiliki kemampuan mengurai sampah organik selain juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.

Sedangkan sampah nonorganik, dipilah sesuai jenisnya untuk dijual, dan sejak April 2018 hingga Februari 2019 jumlah sampah nonorganik yang terjual mencapai 10,4 ton oleh 16 pengepul sampah.

Baca juga: Luhut sebut rencana ambisius pengurangan sampah plastik Indonesia dipuji global

Baca juga: Wanita penyelam deklarasi laut bersih

Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinarianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019