Jakarta (ANTARA) - Praktisi hukum Kapitra Ampera mengatakan dirinya menunggu proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 usai untuk mengkonfirmasi perkembangan kasus penyerangan rumahnya dengan bom molotov beberapa waktu lalu.

"Belum ada perkembangan. Tapi saya tunggulah nanti, biar berproses, karena pihak polisi semua pada sibuk pemilu sama pilpres, biar lewat dululah pilpresnya. Nanti kalau sudah lewat pilpresnya baru saya desak," kata Kapitra di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis.

Terhadap kasusnya, Kapitra mengatakan istrinya sudah dimintai keterangan mengenai penyerangan dengan bom molotov tersebut.

Kapitra juga menyebut dirinya memiliki analisis dan kecurigaan siapa pelaku penyerangan itu.

"InsyaAllah sudah ada yang dicurigai. Semua orang punya insting, punya analisis siapa yang memainkan. Ya tidak apa-apa, kita tunggu aja tanggal mainnya, dia lempar kita lempar balik," ujarnya.

Sebelumnya, tumah Kapitra yang terletak di Jalan Tebet Timur Dalam 8, Jakarta Selatan, diserang dengan dua buah molotov pada Senin (6/8) sekitar pukul 19.00 WIB.

Mantan pengacara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tersebut menyebut kejadian tersebut terjadi saat dirinya berada di masjid sekitar rumahnya untuk beribadah.

Hingga saat ini, polisi belum menetapkan tersangka atas kasus penyerangan rumah Kapitra yang merupakan caleg dari PDIP tersebut. 
Baca juga: Politisi PDIP duga ada kepentingan politik Aksi Bela Tauhid
Baca juga: Kapitra: Rizieq Shihab minta GNPF Ulama teken kontrak politik dengan Prabowo-Sandi

 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019