Denpasar (ANTARA) - Delegasi Penanggulangan Bencana Kementerian Luar Negeri Republik Federal Jerman memuji kesiapsiagaan yang telah dilakukan berbagai pemangku kepentingan di Bali dalam penanggulangan bencana.

"Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah semata. Namun, diperlukan sinergitas semua komponen yang ada, termasuk di dalamnya masyarakat, pihak swasta dan media dalam upaya menciptakan ketangguhan dalam menghadapi bencana," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) saat menerima kunjungan dari Delegasi Penanggulangan Bencana Kementerian Luar Negeri Republik Federal Jerman, di Denpasar, Jumat.

Menurut Cok Ace, Bali sebagai daerah pariwisata dunia, kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana menjadi perhatian utama guna memberikan rasa nyaman dan aman bagi para wisatawan.

"Kami secara rutin melakukan simulasi kesiapsiagaan terhadap bencana, koordinasi dan komunikasi serta edukasi kepada masyarakat dalam meminimalisasi risiko akan kebencanaan gencar kami lakukan," ujarnya yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Dengan demikian, lanjut dia, semua pihak menjadi paham apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana, dan diharapkan dapat mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa.

Sementara itu, Tina Debenham selaku Kepala Staf Crisis Response Centre yang memimpin rombongan Delegasi Penanggulangan Bencana Kemenlu Jerman menyampaikan pujiannya akan berbagai langkah kesiapsiagaan yang telah dilakukan Bali.

"Ke depan, kami tertarik dan siap untuk melakukan kerja sama dalam bidang penanggulangan bencana dengan Bali , sehingga Bali sebagai destinasi pariwisata dunia dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada para wisatawan khususnya terkait penanganan kebencanaan," ucapnya yang didampingi Konsul Jerman untuk Bali HE Robert Jantzen itu.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali I Made Rentin menambahkan, pemprov setempat telah melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan ketangguhan serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Secara rutin, BPBD Bali bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana seperti gempa bumi dan tsunami.

"Tidak terhenti di situ saja, BPBD Bali juga telah menyiapkan skema evakuasi serta penanganan pascabencana, seperti skema evakuasi wisatawan jika Bandara Ngurah Rai harus tutup karena erupsi Gunung Agung seperti beberapa waktu lalu," ujar Rentin.

Pemprov Bali, lanjut dia, akan menyediakan transportasi darat untuk menuju bandara terdekat dan menyediakan penginapan bagi para wisatawan dan hal tersebut difasilitasi secara gratis.

"Ke depan kami akan terus meningkatkan kualitas kesiapsiagaan, diantaranya dengan menambah sirine peringatan dini tsunami, peningkatan kualitas para anggota dan relawan, serta yang terpenting membangun ketangguhan yang lebih kuat akan kebencanaan di tengah masyarakat. Kami ingin mewujudkan Desa Tangguh Bencana, baik di desa adat maupun desa dinas seluruh Bali," ujar Rentin.***3***

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019