Beijing (ANTARA) - Ronggeng Dukuh Paruk berhasil mencuri perhatian para penonton yang memadati gedung pertunjukan Guilin Tourism University di Kota Guilin, Daerah Otonomi Guangxi, China.

Para pelajar Indonesia menyuguhkan drama musikal yang diadaptasi dari novel karya Ahmad Tohari tersebut dalam Festival Budaya Indonesia di salah satu kota wisata di barat daya daratan China itu.

"Drama musikal 'Ronggeng Dukuh Paruk' ini banyak mendapatkan apresiasi dari para penonton karena kandungan maknanya yang mendalam dan pesan yang bisa diambil sebagai pelajaran kehidupan," kata Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Cabang Guilin, Asep Miftahul Falah, kepada Antara di Beijing, Kamis.

Novel yang mengambil latar belakang desa kecil pada 1960-an yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan itu mengangkat kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus, teman kecil Srintil yang berprofesi sebagai tentara.

Drama musikal tersebut menjadi salah satu atraksi dari ajang Festival Budaya Indonesia yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Indonenesia Guangxi Normal University (Himignu) dan PPIT Guilin.

"Kami ingin ambil bagian memperkenalkan seni dan budaya Nusantara kepada masyarakat internasional, khususnya masyarakat di Tiongkok serta melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal Indonesia," ujar Asep.

Selain drama musikal, kegiatan tersebut diisi dengan tari-tarian tradisional dan pameran kuliner Nusantara.

Komunitas Ayi-Shushu beranggotakan warga Guilin yang pernah lama tinggal di Indonesia juga turut meramaikan kegaitan tersebut.

Konsul Jenderal RI di Guangzhou Gustanto berpesan agar para pelajar Indonesia di Guilin terus mengembangkan kreativitas dalam berkarya.

"Apa yang kalian kerjakan hari ini akan menjadi kenangan dan kebanggaan dalam hidup kalian di masa depan," ujarnya.  
Baca juga: Miniatur Indonesia hadir di Wuhan
Baca juga: "Ronggeng Dukuh Paruk" dikonversi ke buku audio
Baca juga: Monolog musikal Srintil, Tri Utami perankan tujuh karakter
Baca juga: Pelajar Indonesia di China masuk MURI berkat kartu pos

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019