Ambon (ANTARA) - Minuman tradisional Maluku sopi (hasil sadapan enau) merupakan warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan karena telah ditetapkan pemerintah sejak tahun 2016, kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku, Rusli Manorek.

"Sopi telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia sejak Oktober 2016, karena itu harus dilestarikan," katanya, Senin.

Menurut dia, sopi merupakan bagian perangkat adat yang mau tidak mau harus dilestarikan, terkait bagaimana masyarakat memanfaatkannya sebagai alat untuk mempersatukan.

Penetapan sopi sebagai warisan budaya, berdasarkan usulan dari pemerintah daerah dan dikaji oleh tim ahli kemudian ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda.

Penetapan tersebut, pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur Maluku juga diundang untuk menerima sertifikat warisan budaya yang ditandatangani menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

"Warisan budaya harus dilindungi agar tidak punah, bukan dilihat dari soal efek samping negatif sopi, tetapi bagaimana menjadi perangkat adat di Maluku," ujarnya.

Rusli menjelaskan, ritual sopi fungsi dan perannya untuk menyatukan masyarakat bukan untuk menceraikan.

Hal tersebut harus menjadi perhatian dan dukungan pemerintah daerah, untuk melahirkan Perda yang mengatur penggunaan sopi sebagai ritual adat bukan untuk konsumsi secara sembarangan.

"Penyalahgunaan sopi bukan kewenangan kami, karena kami fokus pada tradisi budaya yang sudah ada sejak dahulu," katanya.

Dari sisi pendekatan katanya, sopi juga bermanfaat untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat yakni para petani. "Ritual adat sopi harus diangkat sebagai dasar pertimbangan penetapannya, bukan terkait efek samping negatif," ujarnya.

Karya budaya Maluku yang telah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia diantaranya Pela gandong, tradisi Cuci Negeri (Bersih Negeri) Soya, ritual Pengambilan Api Obor Pattimura, dan Pengawetan Ikan Tradisonal Inasoa dari TNS.

"Sedangkan tahun ini kita juga telah mengusulkan karya budaya yakni kuliner embal dan tarian dansa tali," ujarnya.

Baca juga: Wariskan budaya sejak dini, Museum Siwalima gelar lomba busana daerah

Baca juga: BPCB mendata peninggalan sejarah-budaya di Pulau Kisar

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019