Indonesia Re perbaiki ekosistem laut Kepulauan Seribu

Indonesia Re perbaiki ekosistem laut Kepulauan Seribu

Grup Head PKBL & CSR Indonesia Re, Freddy Aries Setiawan (tengah) tengah berdiskusi dengan para nelayan untuk melakukan transplantasi terumbu karang

Jakarta (ANTARA News) - Sebagai bentuk kepedulian terhadap upaya pelestarian alam dan lingkungan, BUMN reasuransi, Indonesia Re melaksanakan program perbaikan eksosistem laut di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Corporate Secretary Indonesia Re, Novis Asria menjelaskan bahwa di dalam program ini terdapat beberapa kegiatan. Diantaranya yakni penanaman mangrove, transplantasi terumbu karang, pemberian bibit ikan kerapu cantang, serta pembuatan video lingkungan hidup. Kegiatan ini merupakan bagian dari program 'BUMN Hadir Untuk Negeri' yang dicanangkan Kementerian BUMN.

"Serta wujud kepedulian kami terhadap lingkungan. Mudah-mudahan program ini bisa bermanfaat untuk masyarakat setempat, terutama dalam pemberdayaan ekonomi," kata Novis usai acara seremonial penyerahan simbolis yang diadakan di Pulau Pramuka, Sabtu.

Ditempat yang sama, Grup Head PKBL & CSR Indonesia Re, Freddy Aries Setiawan mengungkapkan bahwa bantuan yang diberikan pihaknya antara lain yakni sekitar 900 terumbu karang, 1500 bibit ikan kerapu cantang, dan lima ribu mangrove. Dalam kegiatan ini, Indonesia Re menggandeng pihak Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Dia lantas menjelaskan, alasan pihaknya memilih tanaman mangrove yakni karena selain sebagai tempat untuk bertelurnya ikan, disitu juga adalah sumber dari banyaknya makanan untuk ikan. Selanjutnya mereka pun memilih terumbu karang agar perbaikan ekosistem laut menjadi semakin baik.

"Dengan adanya terumbu karang, otomatis akan menarik ikan. Lalu kenapa kita berikan kerapu cantang? Karena itu nilai ekonomisnya lumayan, dan habitat kerapu cantang itu juga ada di terumbu karang," ujar Freddy.

Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa program ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari proyek Indonesia Re Peduli Lingkungan tahun 2017 lalu, yang sudah dilakukan di Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu. Karena ingin nemiliki program yang berkelanjutan, maka mereka kembali melaksanakan pada tahun ini dengan menggandeng pihak ketiga yang akan melakukan evaluasi dan memberikan laporan setiap tiga bulan, selama setahun kedepan.

"Nanti di akhir periode kita bisa mendapat KPI (Key Performance Indicator). Jadi kita bisa mengetahui berapa dari terumbu karang hidup. Begitu juga dengan mangrove. Lalu keberhasilan pemberian bibit ikan itu berapa yang hidup," tutur dia.
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024