Mataram (ANTARA) - Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri membantu penyidik jajaran Polda NTB untuk mengidentifikasi mayat perempuan dalam plastik hitam yang ditemukan di jurang tepi Jalan Raya Senggigi pada Rabu (5/2) lalu.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto di Mataram, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya yang mengundang Tim Inafis Bareskrim Polri untuk membantu penyidik mengidentifikasi mayat tersebut.
"Jadi Tim Inafis Bareskrim Polri didatangkan dari Jakarta untuk membantu penyidik mengungkap identitasnya. Melalui pengenalan sidik jari maupun wajah," kata Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto.
Tim yang datang dari Mabes Polri ini, jelas Artanto, beranggotakan dokter ahli forensik berpengalaman dibidangnya. Dari hasil pemeriksaan yang sudah berlangsung pada pekan lalu, didapatkan sejumlah data. "Sidik jari dapat, tapi tidak maksimal," ucap Artanto.
Namun demikian, data tersebut, jelasnya, belum dapat diungkapkan ke publik. Melainkan hasil dari Tim Inafis Bareskrim Polri langsung dikantongi penyidik kepolisian.
Termasuk upaya pengenalan identitas mayat dari sketsa wajah. Hal itu menjadi rangkaian Tim Inafis Bareskrim Polri dalam membantu penyidik dalam mengungkap identitas mayat perempuan tersebut.
"Sedang diupayakan untuk menggambarkan wajah. Memang perlu keahlian khusus, karena wajah korban sendiri sudah terlihat membengkak dan rusak," ucapnya.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa penyidik hingga kini masih terus bekerja. Proses identifikasi mayat serta membongkar motif dari kasus ini menjadi perhatian khusus jajaran Polda NTB.
Sebelumnya, Rumah Sakit Bhayangkara Mataram telah merilis hasil autopsinya. Ditemukan ciri-ciri fisik mayat perempuan yang diduga korban pembunuhan tersebut.
Berdasarkan hasil autopsinya, korban dikatakan memiliki wajah bulat, beralis tebal, dengan panjang rambut sebahu.
Tingginya antara 158-160 cm dengan warna kulit sawo matang. Tanda tubuh yang bisa dikenali hanya gigi geraham sebelah kirinya menghitam. Untuk usianya, korban diperkirakan sudah berusia remaja dengan rentang 17-30 tahun.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto di Mataram, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya yang mengundang Tim Inafis Bareskrim Polri untuk membantu penyidik mengidentifikasi mayat tersebut.
"Jadi Tim Inafis Bareskrim Polri didatangkan dari Jakarta untuk membantu penyidik mengungkap identitasnya. Melalui pengenalan sidik jari maupun wajah," kata Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto.
Tim yang datang dari Mabes Polri ini, jelas Artanto, beranggotakan dokter ahli forensik berpengalaman dibidangnya. Dari hasil pemeriksaan yang sudah berlangsung pada pekan lalu, didapatkan sejumlah data. "Sidik jari dapat, tapi tidak maksimal," ucap Artanto.
Namun demikian, data tersebut, jelasnya, belum dapat diungkapkan ke publik. Melainkan hasil dari Tim Inafis Bareskrim Polri langsung dikantongi penyidik kepolisian.
Termasuk upaya pengenalan identitas mayat dari sketsa wajah. Hal itu menjadi rangkaian Tim Inafis Bareskrim Polri dalam membantu penyidik dalam mengungkap identitas mayat perempuan tersebut.
"Sedang diupayakan untuk menggambarkan wajah. Memang perlu keahlian khusus, karena wajah korban sendiri sudah terlihat membengkak dan rusak," ucapnya.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa penyidik hingga kini masih terus bekerja. Proses identifikasi mayat serta membongkar motif dari kasus ini menjadi perhatian khusus jajaran Polda NTB.
Sebelumnya, Rumah Sakit Bhayangkara Mataram telah merilis hasil autopsinya. Ditemukan ciri-ciri fisik mayat perempuan yang diduga korban pembunuhan tersebut.
Berdasarkan hasil autopsinya, korban dikatakan memiliki wajah bulat, beralis tebal, dengan panjang rambut sebahu.
Tingginya antara 158-160 cm dengan warna kulit sawo matang. Tanda tubuh yang bisa dikenali hanya gigi geraham sebelah kirinya menghitam. Untuk usianya, korban diperkirakan sudah berusia remaja dengan rentang 17-30 tahun.