Magetan (ANTARA) - Keluarga Kopral Dua (Kopda) Anumerta Dwi Purnomo, salah satu korban meninggal akibat kecelakaan Helikopter Mi-17 yang jatuh di Papua, merasa lega karena jenazah saudaranya telah berhasil ditemukan setelah heli tersebut dilaporkan hilang sejak Juni 2019.
"Pihak keluarga merasa lega dan sangat berterima kasih kepada pihak TNI AD dan jajarannya yang terus berupaya hingga para korban helikopter tersebut berhasil ditemukan, teridentifikasi, dan dipulangkan ke kampung halaman," ujar kakak korban, Bambang, kepada wartawan di rumah duka yang ada di Dukuh Pulutan, Desa Banjarpanjang, Kecamatan Ngariboyo, Magetan, Jawa Timur, Selasa.
Menurut dia, pihak keluarga sudah menunggu pemulangan jenazah sejak mendapat kabar ditemukannya titik koordinat helikoter Mi-17 yang jatuh dan hilang kontak delapan bulan yang lalu tersebut.
Selama ini pihak keluarga menunggu kepastian penemuan para korban helikopter jatuh tersebut melalui televisi dan media massa lainnya. Pihaknya mewakili keluarga juga merasa telah ikhlas dan bisa menerima peristiwa tersebut.
Jenazah Kopda Anumerta Dwi Purnomo telah dimakamkan secara militer di tempat pemakamam umum (TPU) Desa Banjarpanjang, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, pada Selasa siang.
Sebelum dimakamkan, jenazah Kopda Anumerta Dwi Purnomo bersama korban lainnya diterbangkan dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, untuk dipulangkan dan dimakamkan di tempat asal masing-masing.
Adapun penerimaan dan pemakaman jenazah secara militer tersebut dipimpin oleh Komandan Kodim 0804 Magetan Letkol Czi Chotman J Arisandi.
Seperti diketahui, Kopda Anumerta Dwi Purnomo merupakan satu dari 12 korban meninggal jatuhnya Helikopter Mi-17 milik Pusat Penerbangan TNI AD di Pegunungan Bintang, Papua, pada Juni 2019.
Helikopter Mil Mi-17 tersebut kemudian ditemukan di kawasan Pegunungan Mandala di ketinggian sekitar 12.500 kaki setelah sebelumnya dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani sejak 28 Juni 2019.
Heli buatan Mil Helikopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD, dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalyon Infanteri 725/WRG.
Atas jasanya gugur dalam bertugas pangkat almarhum dinaikkan satu tingkat dari Praka menjadi Kopda Anumerta Dwi Purnomo. Korban meninggalkan seorang istri dan satu orang anak.
"Pihak keluarga merasa lega dan sangat berterima kasih kepada pihak TNI AD dan jajarannya yang terus berupaya hingga para korban helikopter tersebut berhasil ditemukan, teridentifikasi, dan dipulangkan ke kampung halaman," ujar kakak korban, Bambang, kepada wartawan di rumah duka yang ada di Dukuh Pulutan, Desa Banjarpanjang, Kecamatan Ngariboyo, Magetan, Jawa Timur, Selasa.
Menurut dia, pihak keluarga sudah menunggu pemulangan jenazah sejak mendapat kabar ditemukannya titik koordinat helikoter Mi-17 yang jatuh dan hilang kontak delapan bulan yang lalu tersebut.
Selama ini pihak keluarga menunggu kepastian penemuan para korban helikopter jatuh tersebut melalui televisi dan media massa lainnya. Pihaknya mewakili keluarga juga merasa telah ikhlas dan bisa menerima peristiwa tersebut.
Jenazah Kopda Anumerta Dwi Purnomo telah dimakamkan secara militer di tempat pemakamam umum (TPU) Desa Banjarpanjang, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, pada Selasa siang.
Sebelum dimakamkan, jenazah Kopda Anumerta Dwi Purnomo bersama korban lainnya diterbangkan dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, untuk dipulangkan dan dimakamkan di tempat asal masing-masing.
Adapun penerimaan dan pemakaman jenazah secara militer tersebut dipimpin oleh Komandan Kodim 0804 Magetan Letkol Czi Chotman J Arisandi.
Seperti diketahui, Kopda Anumerta Dwi Purnomo merupakan satu dari 12 korban meninggal jatuhnya Helikopter Mi-17 milik Pusat Penerbangan TNI AD di Pegunungan Bintang, Papua, pada Juni 2019.
Helikopter Mil Mi-17 tersebut kemudian ditemukan di kawasan Pegunungan Mandala di ketinggian sekitar 12.500 kaki setelah sebelumnya dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani sejak 28 Juni 2019.
Heli buatan Mil Helikopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD, dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalyon Infanteri 725/WRG.
Atas jasanya gugur dalam bertugas pangkat almarhum dinaikkan satu tingkat dari Praka menjadi Kopda Anumerta Dwi Purnomo. Korban meninggalkan seorang istri dan satu orang anak.