Mataram,  (ANTARA) -  Kasus kecelakaan lalu lintas di Nusa Tenggara Barat kian memprihatinkan, karena hampir setiap hari terjadi dan merenggut korban jiwa serta luka-luka dan mengakibatkan kerugian material cukup besar.
     "Secara nasional jumlah korban meninggal dunia akibat kasus kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) mencapai 17.000 hingga 18.000 jiwa setiap tahun, ini lebih banyak dari korban perang di Timur Tengah," kata Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda NTB, Kombes Drs Martono di Mataram, Sabtu.
     {jpg*2}
     Menurut data, kasus laka lantas di NTB  selama Januari hingga Juni 2010  tercatat sebanyak 287 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai sebanyak 176 orang, luka berat 202 orang dan luka ringan sebanyak 260 orang serta kerugian materiil mencapai Rp497,91 juta.
     "Saya mendapat laporan hampir setiap hari terjadi kecelakaan lalu lintas di NTB yang merenggut korban jiwa, ini antara lain disebabkan disiplin para pengendara dalam berlalu lintas di jalan raya masih relatif rendah, selama Januari hingga Juni 2010 kami mencatat angka pelangaran lalu lintas mencapai 5.740 kasus," katanya.
     Pada acara pembukaan lomba safety Riding yang digelar atas kerjasama Ditlantas Polda NTB, PT Jasa Raharja (Persero) Cabang NTB dan dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Martono mengatakan, dalam upaya menekan angka laka lantas tersebut berbagai upaya dilakukan, antara lain dengan menggelar lomba "Safety Riding (aman berkendara).
     Sedikitnya 100 pelajar, anggota TNI/Polri dan karyawan PT Jasa Raharja Cabang NTB ambil bagian dalam lomba "Safety Riding"  yang digelar di jalan raya depan kantor Wali Kota Mataram itu.
      Kegiatan lomba "Safety Riding" tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin masyarakat terutama para pelajar dalam berlalu lintas di jalan raya sekaligus dalam rangka menekan angka laka lantas yang cukup tinggi di NTB.
     "Selama tahun 2009 jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia mencapai 437 orang dan umumnya dari kalangan usia produktif terutama pelajar," ujarnya.
     Martono mengatakan, akibat tingginya angka laka lantas tersebut, banyak anak yang kehilangan orangtua atau orangtua kehilangan anak, istri menjadi janda karena kehilangan suami dan sebaliknya suami kehilangan istri.
      "Ini berdampak buruk terhadap kehidupan anak, karena dengan meninggalnya orangtua sebagai tulang punggung keluarga akibat kecelakaan lalu lintas di jalan  menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan sekolah," ujarnya.
      Dengan
digelarnya lomba tersebut diharapkan dapat meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas di jalan raya dengan, sehingga kedepan angkat laka lantas di NTB bisa ditekan serendah mungkin.
      Pada kegiatan yang berlangsung sehari itu dilombakan berbagai keterampilan mengendarai sepeda motor, yakni "slalom cars" dan "Nero plang" atau papan keseimbangan memperebutkan sejumlah hadiah menarik.
      Pada lomba Safety Riding tersebut semua peserta dibagikan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) sefcara cuma-cuma, sejumlah peserta dipasangkan langsung oleh Irwasda Polda NTB Kombes Drs Martono, Kaditlantas Kombes Pol Drs Adnas dan kepala PT Jasa Rajarya (Persero)  Cabang NTB I Ketut Sudiasa.

   Rp30 miliar
     Sehubungan dengan kian meningkatnya kasus laka lantas PT Jasa Raharja (Persero) Cabang NNTB memprediksikan pembayaran klaim santunan selama 2010 mencapai Rp30 miliar, meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2009.
     {jpg*3}
     Kepala PT Jasa Raharja Cabang NTB I Ketuat Sudiasa mengatakan, selama enam bulan (Januari-Juni) 2010 telah dibayar klaim santunan sebesar Rp12,11 miliar kepada 927 korban kecelakaan lalu lintas.
     "Sehubungan dengan kian meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas di NTB, kami memprediksikan klaim santunan selama 2010 bisa mencapai Rp30 miliar terutama jika masyarakat tidak  menaati aturan berlalu lintas di jalan raya," katanya.
     Ia mengatakan, klaim santunan tersebut diberikan kepada 383 korban meninggal dunia, biaya pengobatan untuk 523 korban luka-luka dan santunan untuk 21 korban cacat tetap.
     Selama 2009 pembayaran klaim mencapai Rp23.88 miliar untuk  ahli waris 694 korban meninggal dunia, biaya pengobatan 1.121 korban luka-luka dan santunan untuk 45 korban cacat tetap.
     Sudiasa menyatakan prihatin dengan kian meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas yang menelan cukup banyak korban jiwa di NTB. Selama ini cukup banyak anak-anak yang kehilangan orang tua atau orang tua kehilangan anak akibat kecelakaan di jalan.
     "Karena itu kami terus berupaya meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas di jalan antara lain dengan menggelar penyuluhan di setiap desa di NTB dengan memanfaatkan mobil unit penyuluhan," katanya.
     Selain itu PT Jasa Raharja NTB juga menggelar penyuluhan di sekolah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pelajar tentang aturan berlalu lintas di jalan raya, antara lain dengan menggunakan helm standar nasional Indonesia (SNI).
     {jpg*4}
     Menurut dia,  penggunaan alat keselamatan berkendara di jalan, seperti helm standar penting karena selama ini korban kecelakaan lalu lintas meninggal dunia akibat mengalami benturan di bagian kepala dan tidak mengenakan helm standar.
      "Karena itu Kami mendukung sepenuhnya lomba 'Safety Riding' yang digelar Ditlantas Polda NTB untuk para pelajar SMA se-Kota Mataram dengan harapan akan meningkatkan disiplin mereka dalam berlalu lintas di jalan raya, karena selama ini korban kecelakaan lalu lintas terbanyak dari kalangan pelajar," ujarnya. (*)
       



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024