Jakarta (ANTARA) - Sineas Spike Lee merilis sebuah film pendek yang menampilkan kebrutalan polisi dengan klip-klip terkait kematian George Floyd dan Eric Garner, diiringi dengan cuplikan dari filmnya yang dinominasikan Oscar "Do the Right Thing" (1989).
Berjudul "Will History Stop Repeating Itself?", Lee mengunggah video itu di akun Twitter-nya dengan mengatakan, "'3 Brothers-Radio' Raheem, Eric Garner dan George Floyd."
Dikutip dari Variety, Rabu, video awalnya debut di CNN. Berbicara dengan Don Lemon, Lee menyatakan, "Kami melihat ini lagi dan lagi dan lagi. Inilah masalahnya, pembunuhan orang berkulit hitam, itulah yang menjadi dasar dibangunnya negara ini."
Garner meninggal pada tahun 2014 di Pulau Staten setelah seorang petugas kepolisian New York City memberinya chokehold dan Garner mengatakan "Aku tidak bisa bernapas" 11 kali. Garner dinyatakan meninggal di rumah sakit daerah sekitar satu jam kemudian.
Floyd meninggal pada 25 Mei setelah mantan perwira polisi Minneapolis Derek Chauvin ditangkap setelah video yang menunjukkan ia dengan lututnya menekan leher Floyd ketika Floyd yang berusia 46 tahun diborgol berulang kali berkata, "Saya tidak bisa bernapas." Floyd meninggal hari itu dan Chauvin didakwa melakukan pembunuhan.
Klip Lee dari dua kematian diselingi dengan adegan yang tak terlupakan di "Do the Right Thing," menyusul perkelahian di Sal's Pizzeria. Setelah beberapa petugas NYPD tiba, karakter Radio Raheem ditundukkan dan dibunuh oleh seorang perwira yang menolak untuk melepaskan chokehold-nya pada Raheem.
94 detik dari film pendek Lee diakhiri dengan rekaman video Floyd yang sekarang terkenal dengan penonton yang memberitahu Chauvin, "Kamu benar-benar membunuh orang itu."
Spike Lee sendiri dikenal vokal dalam menyuarakan isu rasisme ke dalam bentuk film. Selain "Do the Right Thing", ia juga menyutradarai "Malcolm X", "BlacKkKlansman", dan "Da 5 Bloods" yang akan rilis di Netflix bulan ini.
Berjudul "Will History Stop Repeating Itself?", Lee mengunggah video itu di akun Twitter-nya dengan mengatakan, "'3 Brothers-Radio' Raheem, Eric Garner dan George Floyd."
3 Brothers-Radio Raheem, Eric Garner And George Floyd. pic.twitter.com/EB0cXQELzE
— Spike Lee (@SpikeLeeJoint) June 1, 2020
Dikutip dari Variety, Rabu, video awalnya debut di CNN. Berbicara dengan Don Lemon, Lee menyatakan, "Kami melihat ini lagi dan lagi dan lagi. Inilah masalahnya, pembunuhan orang berkulit hitam, itulah yang menjadi dasar dibangunnya negara ini."
Garner meninggal pada tahun 2014 di Pulau Staten setelah seorang petugas kepolisian New York City memberinya chokehold dan Garner mengatakan "Aku tidak bisa bernapas" 11 kali. Garner dinyatakan meninggal di rumah sakit daerah sekitar satu jam kemudian.
Floyd meninggal pada 25 Mei setelah mantan perwira polisi Minneapolis Derek Chauvin ditangkap setelah video yang menunjukkan ia dengan lututnya menekan leher Floyd ketika Floyd yang berusia 46 tahun diborgol berulang kali berkata, "Saya tidak bisa bernapas." Floyd meninggal hari itu dan Chauvin didakwa melakukan pembunuhan.
Klip Lee dari dua kematian diselingi dengan adegan yang tak terlupakan di "Do the Right Thing," menyusul perkelahian di Sal's Pizzeria. Setelah beberapa petugas NYPD tiba, karakter Radio Raheem ditundukkan dan dibunuh oleh seorang perwira yang menolak untuk melepaskan chokehold-nya pada Raheem.
94 detik dari film pendek Lee diakhiri dengan rekaman video Floyd yang sekarang terkenal dengan penonton yang memberitahu Chauvin, "Kamu benar-benar membunuh orang itu."
Spike Lee sendiri dikenal vokal dalam menyuarakan isu rasisme ke dalam bentuk film. Selain "Do the Right Thing", ia juga menyutradarai "Malcolm X", "BlacKkKlansman", dan "Da 5 Bloods" yang akan rilis di Netflix bulan ini.