Cianjur (ANTARA) - Seratusan santri Pondok Pesantren Nurul Huda di Kampung Sindangsari, Desa Bojongkasih, Kecamatan Kadupandak, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa diungsikan karena pesantren dan asrama yang mereka tempati hangus terbakar.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun kerugian materiil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Hingga saat ini petugas masih menyelidiki penyebab utama kebakaran yang diduga berasal dari tungku kayu yang lupa dimatikan sehingga dengan cepat menjalar ke ruang asrama dan tempat belajar santri.
"Warga dan santri yang mendapati hal tersebut langsung berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. Namun angin yang bertiup kencang membuat api dengan cepat menjalar dari asrama ke ruang belajar. Hampir seluruh bangunan ludes terbakar," kata Kapolsek Kadupandak AKP Deden saat dihubungi, Rabu.
Ia mejelaskan berdasarkan keterangan saksi mata, api pertama kali terlihat sudah membesar dibagian asrama santri dan dengan cepat menjalar ke ruangan belajar di pesantren tersebut. Santri dibantu warga sekitar cukup kesulitan untuk memadamkan api dengan alat seadanya dan jarak sumber air yang cukup jauh, sehingga api membakar seluruh bangunan.
Selang dua jam api berkecamuk dan nyaris meratakan seluruh bangunan, akhirnya dapat dipadamkan, sehingga tidak sampai menjalar ke rumah warga yang jaraknya berdekatan dengan bangunan pesantren. Selain bangunan akibat kebakaran tersebut barang berharga milik santri dan kitab yang biasa dipakai untuk belajar seluruhnya hangus terbakar.
"Kami masih menyelidiki penyebab kebakaran karena ada yang menyebutkan akibat arus pendek listrik dan ada pula yang menyebutkan tungku api yang biasa dipakai santri memasak lupa dipadamkan. Untuk sementara santri diungsikan di rumah warga setempat," katanya.
Sementara Camat Kadupandak Fatah Rizal mengatakan, pihaknya telah melaporkan kebakaran tersebut ke dinas terkait agar segera mendapat bantuan karena sebagian besar santri tidak memiliki pakaian dan makanan karena ludes terbakar. Untuk saat ini seratusan santri menumpang di rumah warga.
Sedangkan untuk proses belajar mengajar bagi santri, pihaknya akan berkoordinasi dengan madrasah yang terdekat dengan lokasi ponpes yang terbakar, sambil menunggu bantuan untuk pembangunan kembali ponpes yang terbakar.
"Kami sudah laporkan hal tersebut kedinas terkait dan Bupati Cianjur, harapan pengurus ponpes bisa mendapat bantuan untuk membangun kembali asrama dan tempat belajar santri yang nyaris rata dengan tanah. Kami juga sudah meminta BPBD dan Dinas Sosial Cianjur, memberikan bantuan makanan dan pakaian," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun kerugian materiil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Hingga saat ini petugas masih menyelidiki penyebab utama kebakaran yang diduga berasal dari tungku kayu yang lupa dimatikan sehingga dengan cepat menjalar ke ruang asrama dan tempat belajar santri.
"Warga dan santri yang mendapati hal tersebut langsung berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. Namun angin yang bertiup kencang membuat api dengan cepat menjalar dari asrama ke ruang belajar. Hampir seluruh bangunan ludes terbakar," kata Kapolsek Kadupandak AKP Deden saat dihubungi, Rabu.
Ia mejelaskan berdasarkan keterangan saksi mata, api pertama kali terlihat sudah membesar dibagian asrama santri dan dengan cepat menjalar ke ruangan belajar di pesantren tersebut. Santri dibantu warga sekitar cukup kesulitan untuk memadamkan api dengan alat seadanya dan jarak sumber air yang cukup jauh, sehingga api membakar seluruh bangunan.
Selang dua jam api berkecamuk dan nyaris meratakan seluruh bangunan, akhirnya dapat dipadamkan, sehingga tidak sampai menjalar ke rumah warga yang jaraknya berdekatan dengan bangunan pesantren. Selain bangunan akibat kebakaran tersebut barang berharga milik santri dan kitab yang biasa dipakai untuk belajar seluruhnya hangus terbakar.
"Kami masih menyelidiki penyebab kebakaran karena ada yang menyebutkan akibat arus pendek listrik dan ada pula yang menyebutkan tungku api yang biasa dipakai santri memasak lupa dipadamkan. Untuk sementara santri diungsikan di rumah warga setempat," katanya.
Sementara Camat Kadupandak Fatah Rizal mengatakan, pihaknya telah melaporkan kebakaran tersebut ke dinas terkait agar segera mendapat bantuan karena sebagian besar santri tidak memiliki pakaian dan makanan karena ludes terbakar. Untuk saat ini seratusan santri menumpang di rumah warga.
Sedangkan untuk proses belajar mengajar bagi santri, pihaknya akan berkoordinasi dengan madrasah yang terdekat dengan lokasi ponpes yang terbakar, sambil menunggu bantuan untuk pembangunan kembali ponpes yang terbakar.
"Kami sudah laporkan hal tersebut kedinas terkait dan Bupati Cianjur, harapan pengurus ponpes bisa mendapat bantuan untuk membangun kembali asrama dan tempat belajar santri yang nyaris rata dengan tanah. Kami juga sudah meminta BPBD dan Dinas Sosial Cianjur, memberikan bantuan makanan dan pakaian," katanya.