Mataram (ANTARA) - Sebanyak enam wisatawan asing dari tiga negara berbeda tertarik untuk membantu mempromosikan wisata edukasi yang sedang dikembangkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kepala SMKN 5 Mataram H Istiqlal di Mataram, Kamis mengatakan enam orang wisatawan asing tersebut, masing masing berasal dari Belanda dua orang, Estonia dua orang, dan dari India dua orang. Mereka datang ke sekolah untuk mencari pengalaman membatik dan belajar seni keramik atas arahan dari Lombok Care Foundation.
"Mereka datang kemarin. Ada yang mahasiswa, dan dari India ibu rumah tangga. Mereka datang ke Lombok untuk berwisata, tapi ingin mencari pengalaman yang berbeda," katanya.
Setelah mendapatkan pengalaman, kata dia, enam wisatawan tersebut mengutarakan keinginannya untuk membantu mengenalkan pariwisata Lombok, khususnya edukasi wisata di SMKN 5 Mataram.
Mereka juga meminta agar sekolah menyediakan paket eduwisata cabang olahraga pencak silat dan seni tari serta kelas memasak.
Istiqlal yang pernah menjadi Kepala Sekolah Indonesia Kinabalu di Malaysia itu menyebutkan turis yang datang berwisata sambil belajar tersebut memang mengeluarkan biaya, namun bukan itu yang menjadi tujuan utama saat ini, melainkan lebih menekankan kepada pengalaman bagaimana sekolah bisa melayani wisatawan yang datang.
"Ini kan masih uji coba. Dan ini suatu pengalaman internasional yang menjadi tahap awal untuk membawa nama besar sekolah, khususnya daerah NTB ke tingkat internasional," ujar Istiqlal yang pernah meraih juara I Kepala Sekolah Berprestasi dan Berdedikasi Satuan Pendidikan Indonesia di Luar Negeri pada 2018 itu.
Menurut dia, wisata edukasi seni dan teknologi yang ada di SMK bisa dikembangkan sebagai wisata alternatif untuk menarik minat turis domestik dan internasional datang ke daerah. Sebab, tidak selamanya wisatawan ingin melihat pantai dan panorama alam lainnya.
Untuk mengembangkan wisata edukasi tersebut, pihaknya membutuhkan sinergi dengan SMK lainnya. Hal itu sesuai dengan arahan Kepala Bidang PSMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB.
Istiqlal menambahkan sinergi antarsekolah menengah kejuruan tersebut juga dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang akan mengisi dan memanfaatkan potensi wisata edukasi ke depannya.
"Kami juga punya keinginan menjadikan SMKN 5 Mataram, menjadi one stop shop. Artinya, apa pun pariwisata pendidikan yang dicari ada di sekolah ini. Tapi tidak menutup kemungkinan SMK lain juga bergabung di sini," katanya.
Kepala SMKN 5 Mataram H Istiqlal di Mataram, Kamis mengatakan enam orang wisatawan asing tersebut, masing masing berasal dari Belanda dua orang, Estonia dua orang, dan dari India dua orang. Mereka datang ke sekolah untuk mencari pengalaman membatik dan belajar seni keramik atas arahan dari Lombok Care Foundation.
"Mereka datang kemarin. Ada yang mahasiswa, dan dari India ibu rumah tangga. Mereka datang ke Lombok untuk berwisata, tapi ingin mencari pengalaman yang berbeda," katanya.
Setelah mendapatkan pengalaman, kata dia, enam wisatawan tersebut mengutarakan keinginannya untuk membantu mengenalkan pariwisata Lombok, khususnya edukasi wisata di SMKN 5 Mataram.
Mereka juga meminta agar sekolah menyediakan paket eduwisata cabang olahraga pencak silat dan seni tari serta kelas memasak.
Istiqlal yang pernah menjadi Kepala Sekolah Indonesia Kinabalu di Malaysia itu menyebutkan turis yang datang berwisata sambil belajar tersebut memang mengeluarkan biaya, namun bukan itu yang menjadi tujuan utama saat ini, melainkan lebih menekankan kepada pengalaman bagaimana sekolah bisa melayani wisatawan yang datang.
"Ini kan masih uji coba. Dan ini suatu pengalaman internasional yang menjadi tahap awal untuk membawa nama besar sekolah, khususnya daerah NTB ke tingkat internasional," ujar Istiqlal yang pernah meraih juara I Kepala Sekolah Berprestasi dan Berdedikasi Satuan Pendidikan Indonesia di Luar Negeri pada 2018 itu.
Menurut dia, wisata edukasi seni dan teknologi yang ada di SMK bisa dikembangkan sebagai wisata alternatif untuk menarik minat turis domestik dan internasional datang ke daerah. Sebab, tidak selamanya wisatawan ingin melihat pantai dan panorama alam lainnya.
Untuk mengembangkan wisata edukasi tersebut, pihaknya membutuhkan sinergi dengan SMK lainnya. Hal itu sesuai dengan arahan Kepala Bidang PSMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB.
Istiqlal menambahkan sinergi antarsekolah menengah kejuruan tersebut juga dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang akan mengisi dan memanfaatkan potensi wisata edukasi ke depannya.
"Kami juga punya keinginan menjadikan SMKN 5 Mataram, menjadi one stop shop. Artinya, apa pun pariwisata pendidikan yang dicari ada di sekolah ini. Tapi tidak menutup kemungkinan SMK lain juga bergabung di sini," katanya.