Mataram (ANTARA) - Salah satu perusahaan asal Thailand yang bergerak di sektor wisata bahari berencana masuk ke Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, untuk menggarap potensi wisatawan menjelajah di kedalaman perairan laut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma di Lombok Utara, Kamis mengatakan pengusaha itu rencananya akan mendatangkan kapal 350 gross tonnage (GT) dari Thailand.
Kapal dari Thailand itu rencananya datang ke Indonesia pada 19 Juli 2020, namun akan singgah dulu di Surabaya, Jawa Timur, sebelum lego jangkar di Gili Trawangan.
"Saya juga akan bertemu dalam waktu dekat ini dengan pengusaha tersebut untuk membahas berbagai perizinan yang sudah diurus. Tapi kami di daerah juga harus memastikan perizinannya karena ini menyangkut Gili Trawangan sebagai kawasan konservasi juga," katanya.
Ia mengatakan kapal tersebut rencananya akan menjadi alat untuk mengangkut wisatawan yang ingin menjelajah di kedalaman perairan laut Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara. Kemudian berlanjut ke perairan laut di Pulau Komodo, Maluku, dan Raja Ampat, Papua. Setelah itu, kembali lagi ke Gili Trawangan.
Sasaran pasar yang akan digarap oleh pengusaha dari Negeri Gajah Putih tersebut adalah wisatawan kelas menengah atas yang hobi menjelajah di kedalaman perairan laut. Hal itu tentu akan memberikan dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan, setelah diterapkannya normal baru di sektor pariwisata.
Menurut Vidi, adanya perusahaan asing yang membuka usaha jasa wisata penyelaman bawah laut bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Selain itu, bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lokal, khususnya di bidang jasa penyelaman bawah laut.
"Selama ini pemandu selam di daerah agar kurang. Kami berharap adanya kapal dari Thailand tersebut bisa membuka lapangan pekerjaan," ujarnya.
Sebagai langkah awal, kata dia, pihaknya sudah memberikan pelatihan kepada 40 penyelam lokal. Mereka yang sudah dilatih mendapatkan sertifikat open water, dive fun dan sertifikat penyelamatan (rescue).
Pelatihan yang digelar selama lima hari tersebut dipandu langsung oleh Pendamping Penyelam Profesional Lombok-Sumbawa (P3LS).
"Pelatihan tersebut dalam rangka memberdayakan masyarakat lokal, khususnya para pemuda yang sudah memiliki pengetahuan di bidang menyelam, tapi belum punya sertifikat," kata Vidi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma di Lombok Utara, Kamis mengatakan pengusaha itu rencananya akan mendatangkan kapal 350 gross tonnage (GT) dari Thailand.
Kapal dari Thailand itu rencananya datang ke Indonesia pada 19 Juli 2020, namun akan singgah dulu di Surabaya, Jawa Timur, sebelum lego jangkar di Gili Trawangan.
"Saya juga akan bertemu dalam waktu dekat ini dengan pengusaha tersebut untuk membahas berbagai perizinan yang sudah diurus. Tapi kami di daerah juga harus memastikan perizinannya karena ini menyangkut Gili Trawangan sebagai kawasan konservasi juga," katanya.
Ia mengatakan kapal tersebut rencananya akan menjadi alat untuk mengangkut wisatawan yang ingin menjelajah di kedalaman perairan laut Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara. Kemudian berlanjut ke perairan laut di Pulau Komodo, Maluku, dan Raja Ampat, Papua. Setelah itu, kembali lagi ke Gili Trawangan.
Sasaran pasar yang akan digarap oleh pengusaha dari Negeri Gajah Putih tersebut adalah wisatawan kelas menengah atas yang hobi menjelajah di kedalaman perairan laut. Hal itu tentu akan memberikan dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan, setelah diterapkannya normal baru di sektor pariwisata.
Menurut Vidi, adanya perusahaan asing yang membuka usaha jasa wisata penyelaman bawah laut bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Selain itu, bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lokal, khususnya di bidang jasa penyelaman bawah laut.
"Selama ini pemandu selam di daerah agar kurang. Kami berharap adanya kapal dari Thailand tersebut bisa membuka lapangan pekerjaan," ujarnya.
Sebagai langkah awal, kata dia, pihaknya sudah memberikan pelatihan kepada 40 penyelam lokal. Mereka yang sudah dilatih mendapatkan sertifikat open water, dive fun dan sertifikat penyelamatan (rescue).
Pelatihan yang digelar selama lima hari tersebut dipandu langsung oleh Pendamping Penyelam Profesional Lombok-Sumbawa (P3LS).
"Pelatihan tersebut dalam rangka memberdayakan masyarakat lokal, khususnya para pemuda yang sudah memiliki pengetahuan di bidang menyelam, tapi belum punya sertifikat," kata Vidi.