Jakarta (ANTARA) - Sastrawan ternama Tanah Air Sapardi Djoko Damonon yang meninggal dunia di rumah sakit Eka Hospital, Tangerang Selatan, Banten, Minggu dinihari, akan dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor.
Humas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Chysa, saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad mengatakan, sebelum dimakamkan, jenazah akan disemayamkan di Kompleks Dosen UI no 113 Jalan H Djuanda Ciputat, Tangerang Selatan.
"Jenazah akan dimakamkan usai Shalat Ashar," katanya di Depok, Minggu.
Baca juga: Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia
Pihak keluarga memohon doa untuk mendiang dan meminta agar kerabat dan sahabat tidak ikut mengantar di pemakaman karena kondisi pandemi COVID-19.
Pada Ahad pukul 09.17 WIB.
Penyair yang terkenal dengan puisi Hujan Bulan Juni tersebut juga Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Sapardi yang lahir di Surakarta pada 20 Maret 1940 tersebut juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia periode 1995 hingga 1999.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, juga mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Sapardi Djoko Damono atau yang disingkat dengan SDD tersebut.
"Selamat jalan, Pak Sapardi," tulis Hilmar di akun Instagramnya.
Hilmar juga menyitir puisi karya SDD yang berjudul "Yang fana adalah waktu" dalam unggahan tersebut.
Humas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Chysa, saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad mengatakan, sebelum dimakamkan, jenazah akan disemayamkan di Kompleks Dosen UI no 113 Jalan H Djuanda Ciputat, Tangerang Selatan.
"Jenazah akan dimakamkan usai Shalat Ashar," katanya di Depok, Minggu.
Baca juga: Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia
Pihak keluarga memohon doa untuk mendiang dan meminta agar kerabat dan sahabat tidak ikut mengantar di pemakaman karena kondisi pandemi COVID-19.
Pada Ahad pukul 09.17 WIB.
Penyair yang terkenal dengan puisi Hujan Bulan Juni tersebut juga Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Sapardi yang lahir di Surakarta pada 20 Maret 1940 tersebut juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia periode 1995 hingga 1999.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, juga mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Sapardi Djoko Damono atau yang disingkat dengan SDD tersebut.
"Selamat jalan, Pak Sapardi," tulis Hilmar di akun Instagramnya.
Hilmar juga menyitir puisi karya SDD yang berjudul "Yang fana adalah waktu" dalam unggahan tersebut.