Mataram (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin, mulai mengefektifkan penjagaan di pintu masuk Mataram sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di daerah itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram M. Saleh di Mataram, Senin, mengatakan penjagaan di pintu masuk kota hari ini mulai dilaksanakan di dua di antara tujuh pintu masuk yang ada di Mataram.
"Kita memilih penjagaan di dua pintu masuk, yakni di Gapura Tembolak pintu masuk bagian barat selatan, dan di wilayah Bintaro atau pintu masuk bagian barat selatan karena pergerakan pengendara pada dua titik itu sangat masif," katanya.
Dia mengatakan kegiatan pengawasan di dua pintu masuk tersebut dilakukan bersama tim gabungan dari TNI/Polri, di mana pada satu titik terhadap tujuh orang, yakni tiga orang dari Dishub dan masing-masing dua orang dari Polri dan TNI.
Tim gabungan melakukan pengawasan terhadap ketaatan pengguna kendaraan untuk melaksanakan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19, yakni dengan menggunakan masker.
Selain itu, katanya, ketaatan pengguna jalan terhadap undang-undang lalu lintas.
"Pengendara yang ditemukan tidak menggunakan masker atau tidak memakai helm, tidak diizinkan masuk ke Mataram dan diminta putar balik," katanya.
Saleh mengatakan penjagaan di dua pintu masuk tersebut akan dievaluasi. Artinya, jika dinilai kurang efektif maka penjagaan akan ditarik ke tengah kota sebab pandemi COVID-19 juga sudah banyak di dalam kota.
"Kegiatan itu kita anggap sebagai tugas rutin, bukan tim yang harus berbayar," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan personel menjadi kendala untuk melakukan penjagaan di tujuh pintu masuk Mataram, karenanya ke depan kegiatan itu akan digabungkan dengan kegiatan polisi seperti Patuh Gatarin.
"Dengan demikian, bisa lebih efektif dan efisien," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mataram M. Saleh di Mataram, Senin, mengatakan penjagaan di pintu masuk kota hari ini mulai dilaksanakan di dua di antara tujuh pintu masuk yang ada di Mataram.
"Kita memilih penjagaan di dua pintu masuk, yakni di Gapura Tembolak pintu masuk bagian barat selatan, dan di wilayah Bintaro atau pintu masuk bagian barat selatan karena pergerakan pengendara pada dua titik itu sangat masif," katanya.
Dia mengatakan kegiatan pengawasan di dua pintu masuk tersebut dilakukan bersama tim gabungan dari TNI/Polri, di mana pada satu titik terhadap tujuh orang, yakni tiga orang dari Dishub dan masing-masing dua orang dari Polri dan TNI.
Tim gabungan melakukan pengawasan terhadap ketaatan pengguna kendaraan untuk melaksanakan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19, yakni dengan menggunakan masker.
Selain itu, katanya, ketaatan pengguna jalan terhadap undang-undang lalu lintas.
"Pengendara yang ditemukan tidak menggunakan masker atau tidak memakai helm, tidak diizinkan masuk ke Mataram dan diminta putar balik," katanya.
Saleh mengatakan penjagaan di dua pintu masuk tersebut akan dievaluasi. Artinya, jika dinilai kurang efektif maka penjagaan akan ditarik ke tengah kota sebab pandemi COVID-19 juga sudah banyak di dalam kota.
"Kegiatan itu kita anggap sebagai tugas rutin, bukan tim yang harus berbayar," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan personel menjadi kendala untuk melakukan penjagaan di tujuh pintu masuk Mataram, karenanya ke depan kegiatan itu akan digabungkan dengan kegiatan polisi seperti Patuh Gatarin.
"Dengan demikian, bisa lebih efektif dan efisien," ujarnya.