Jakarta (ANTARA) - Pendiri Facebook Mark Zuckerberg mengatakan email akan bernasib seperti surat karena terlalu lambat dan informal.

Zuckerberg (26) mengemukakan hal itu saat meluncurkan layanan pesan dari Facebook. Layanan baru tersebut mengintegrasikan seluruh komunikasi berbasis teks dan web serta bekerja secara seketika.

Seperti dilaporkan Mailonline, layanan yang dipandang sebagai saingan berat Gmail Google itu merupakan medan baru pertandingan Facebook dengan Google dalam merebut pengguna setia.

Zuckerberg mengakui bahwa 500 juta pengguna Facebook akan punya akses ke alamat email Facebook.com.

Semua percakapan selama bertahun-tahun ke belakang akan disimpan ke akun pengguna. "Semua spam akan benar-benar tersaring," katanya.

"Kami berpikir sistem pesan modern nantinya bukan email," kata Zuckerberg dalam jumpa pers di San Francisco.

"Kami ingin agar orang bisa berkomunikasi sesuai pilihan mereka; email, teks atau pesan Facebook."

500 juta pengguna Facebook tentunya jadi ancaman untuk penyedia layanan email seperti Hotmail (362 juta pengguna) dan Yahoo (273 juta) dan Gmail (193 juta).

Sistem email Facebook adalah model pesan seketika dan chat on-line. Teks, email atau pesan seketika akan masuk ke satu feed lalu pengguna bisa membalas sesuai pilihannya.

Misalkan, seseorang mengirim sms kepada temannya. Si teman akan langsung melihat pesan muncul di Facebooknya dan dia bia memilih untuk membalas lewat pesan seketika atau email.

Zuckerberg mengatakan dia mengubah Facebook karena kaum muda menilai email terlalu banyak "muatan kognitif"-nya.

Dia mengatakan program baru tersebut "Bukan email. Program itu menangani email...bersama semua cara komunikasi yang anda mau."

"Benar bahwa orang akan punya alamat email di Facebook.com, tapi ini bukan email. Email cuma salah satu cara menggunakan sistem ini, tapi kami pikir email tak akan jadi cara utama."

Perubahan tersebut akan mulai berlaku beberapa bulan mendatang hanya untuk pihak-pihak yang menerima undangan. Setelah itu barulah giliran pengguna di seluruh dunia.(*)




Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024