Mataram (ANTARA) - Air terjun Benang Kelambu, menyihir para wisatawan dengan keindahan alam yang mengelilingi kejernihan air terjun.
Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menyimpan banyak tempat wisata menarik. Salah satunya adalah tempat wisata yang berlokasi di antara dua dusun yaitu Dusun Pemotoh dan Dusun Pondok Gedang, Desa Aik Berik, Kecamatan Batu Keliang Utara.
Hutan asri yang ditawarkan ketika memasuki kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu Desa Aik Berik merupakan nilai tambah tersendiri bagi para wisatawan yang jenuh dengan aktivitas di dalam ruangan. Tidak terkecuali juga para santri yang disibukkan dengan kegiatan belajar yang terkadang diserang kejenuhan.
Warna hijau yang mendominasi pandangan benar-benar menenangkan, suara burung juga memenuhi pendengaran. Tidak hanya itu, kawanan monyet yang memenuhi hutan itu juga ikut menyapa rombongan kami waktu itu.
Medan yang kami lalui untuk mencapai air terjun ini tidaklah ekstrem, namun cukup melelahkan karena jalanannya berupa tangga naik turun yang jumlahnya tidak sedikit.
Sebenarnya, terdapat dua jalan menuju tempat wisata ini. Jalan pertama dapat diakses dengan sepeda motor bahkan mobil, namun hanya sampai setengah perjalanan. Dan jalan ke dua yaitu jalan yang hanya bisa sukses dengan berjalan kaki.
Di jalan kedua ini, kita akan menemukan dua air terjun,yaitu air terjun Benang Stokel dan air terjun Benang Kelambu.
Karena merasa takjub dengan jalanan yang dibuat sedemikian rupa tersebut, saya akhirnya menanyakan beberapa pertanyaan yang mengganjal di pikiran saya.
Saya bertanya pada salah seorang warga Pondok Gedang yang berdomisili di sekitar air terjun ini. Beliau merupakan pemerhati pariwisata di Desa Aik Berik yang juga kandidat master UINSUKA, Ustaz Muhammad Sufyan Ats-Tsauri QH SPd.
Pada saat wawancara, Sabtu (30/11/20), saya mendapat beberapa poin penting yang menjawab beberapa pertanyaan di kepala saya.
Menurut dia, saat itu, sejarah awal air terjun ini dinamakan "Aik Ngerambas". Dalam bahasa sasak, "Ngerambas" diartikan sebagai air yang terjun dari ketinggian, keras dan tidak beraturan.
Enam bulan setelah ditemukannya Aik Ngerambas ini, ditemukanlah jalan menuju air terjun ini. Kemudian selang beberapa tahun, Ketua Gapoktan Aik Berik membuat jalan sebagai akses menuju Benang Stokel sampai Benang Kelambu .Tetapi sebelum itu sudah ada jalan dari Pondok Gedang menuju air terjun tersebut.
"Pada 2020 ini, telah dikeluarkan izin operasional pembuatan taman 32 hektare, bersamaan dengan izin operasional pembuatan kereta gantung dari Desa Lantan ke Gunung Rinjani dan rencananya akan mulai digarap pada tahun 2021," kata dia.
Terlepas dari sejarah yang luar biasa itu, keindahan air terjun ini tidak kalah "wow". Air terjun ini kejernihannya tidak ternodai walaupun hujan deras.
Berbeda dengan air terjun lain yang pernah saya kunjungi, ketika hujan deras, airnya berubah menjadi berwarna coklat. Hal ini saya saksikan langsung ketika berkunjung ke sana dan saat itu hujan deras mengguyur tubuh saya yang memang telah basah sebagian oleh percikan air terjun yang deras.
Tetapi meskipun begitu, air terjun tersebut tetap jernih, dan menambah gairah saya untuk terus mandi meskipun hawa dingin menyengat tubuh.
Batu-batuan hitam yang ditumbuhi rumput liar, air dingin yang menyejukkan, panorama hijau hutan nan menenangkan mampu membayar rasa lelah selama di perjalanan menuju air terjun ini.
Ciptaan Tuhan juga perlu kita renungkan. Selain menenangkan, juga menambah keimanan akan kekuasaan Tuhan YME.
Penulis: mahasiswi Universitas Nahdlatul Wathan Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menyimpan banyak tempat wisata menarik. Salah satunya adalah tempat wisata yang berlokasi di antara dua dusun yaitu Dusun Pemotoh dan Dusun Pondok Gedang, Desa Aik Berik, Kecamatan Batu Keliang Utara.
Hutan asri yang ditawarkan ketika memasuki kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu Desa Aik Berik merupakan nilai tambah tersendiri bagi para wisatawan yang jenuh dengan aktivitas di dalam ruangan. Tidak terkecuali juga para santri yang disibukkan dengan kegiatan belajar yang terkadang diserang kejenuhan.
Warna hijau yang mendominasi pandangan benar-benar menenangkan, suara burung juga memenuhi pendengaran. Tidak hanya itu, kawanan monyet yang memenuhi hutan itu juga ikut menyapa rombongan kami waktu itu.
Medan yang kami lalui untuk mencapai air terjun ini tidaklah ekstrem, namun cukup melelahkan karena jalanannya berupa tangga naik turun yang jumlahnya tidak sedikit.
Sebenarnya, terdapat dua jalan menuju tempat wisata ini. Jalan pertama dapat diakses dengan sepeda motor bahkan mobil, namun hanya sampai setengah perjalanan. Dan jalan ke dua yaitu jalan yang hanya bisa sukses dengan berjalan kaki.
Di jalan kedua ini, kita akan menemukan dua air terjun,yaitu air terjun Benang Stokel dan air terjun Benang Kelambu.
Karena merasa takjub dengan jalanan yang dibuat sedemikian rupa tersebut, saya akhirnya menanyakan beberapa pertanyaan yang mengganjal di pikiran saya.
Saya bertanya pada salah seorang warga Pondok Gedang yang berdomisili di sekitar air terjun ini. Beliau merupakan pemerhati pariwisata di Desa Aik Berik yang juga kandidat master UINSUKA, Ustaz Muhammad Sufyan Ats-Tsauri QH SPd.
Pada saat wawancara, Sabtu (30/11/20), saya mendapat beberapa poin penting yang menjawab beberapa pertanyaan di kepala saya.
Menurut dia, saat itu, sejarah awal air terjun ini dinamakan "Aik Ngerambas". Dalam bahasa sasak, "Ngerambas" diartikan sebagai air yang terjun dari ketinggian, keras dan tidak beraturan.
Enam bulan setelah ditemukannya Aik Ngerambas ini, ditemukanlah jalan menuju air terjun ini. Kemudian selang beberapa tahun, Ketua Gapoktan Aik Berik membuat jalan sebagai akses menuju Benang Stokel sampai Benang Kelambu .Tetapi sebelum itu sudah ada jalan dari Pondok Gedang menuju air terjun tersebut.
"Pada 2020 ini, telah dikeluarkan izin operasional pembuatan taman 32 hektare, bersamaan dengan izin operasional pembuatan kereta gantung dari Desa Lantan ke Gunung Rinjani dan rencananya akan mulai digarap pada tahun 2021," kata dia.
Terlepas dari sejarah yang luar biasa itu, keindahan air terjun ini tidak kalah "wow". Air terjun ini kejernihannya tidak ternodai walaupun hujan deras.
Berbeda dengan air terjun lain yang pernah saya kunjungi, ketika hujan deras, airnya berubah menjadi berwarna coklat. Hal ini saya saksikan langsung ketika berkunjung ke sana dan saat itu hujan deras mengguyur tubuh saya yang memang telah basah sebagian oleh percikan air terjun yang deras.
Tetapi meskipun begitu, air terjun tersebut tetap jernih, dan menambah gairah saya untuk terus mandi meskipun hawa dingin menyengat tubuh.
Batu-batuan hitam yang ditumbuhi rumput liar, air dingin yang menyejukkan, panorama hijau hutan nan menenangkan mampu membayar rasa lelah selama di perjalanan menuju air terjun ini.
Ciptaan Tuhan juga perlu kita renungkan. Selain menenangkan, juga menambah keimanan akan kekuasaan Tuhan YME.
Penulis: mahasiswi Universitas Nahdlatul Wathan Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia