Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan sebanyak 5.300 lebih guru di daerah itu siap dites cepat COVID-19, sebagai syarat untuk memulai kegiatan proses belajar mengajar tatap muka di tengah pandemi COVID-19.
"Sebanyak 5.300 lebih guru itu merupakan guru murni mata pelajaran bukan tenaga administrasi mulai dari tingkat TK, SD dan SMP se-Kota Mataram," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Rabu.
Hal itu disampaikan seusai mengikuti rapat koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Satgas COVID-19 dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), terkait kesiapan Kota Mataram memulai PBM tatap muka yang direncanakan bulan Februari 2021.
Dikatakan, kebijakan rapid test terhadap guru menjadi ranah kepala daerah bersama Forkopimda serta Satgas COVID-19, agar ke depan pembukaan PBM tatap muka tidak menimbulkan masalah baru.
"Apapun kebijakan kepala daerah kita siap laksanakan, sebagai komitmen mencegah penyebaran COVID-19. Kita juga tidak ingin setelah sekolah dibuka, menimbulkan klaster baru," katanya.
Sementara untuk pelaksanaan rapid test COVID-19 kepada guru, katanya, tergantung kapan ada izin tatap muka atau minimal seminggu sebelum dilaksanakan PBM tatap muka, tes cepat COVID-19 terhadap guru bisa dilaksanakan.
"Prinsipnya, kita siap melaksanakan kebijakan penerapan protokol kesehatan COVID-19, agar PBM tatap muka bisa berjalan aman, lancar sehingga guru dan siswa tetap sehat," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi yang dikonfirmasi terkait kesiapan untuk rapid test COVID-19 terhadap guru, juga menyatakan siap baik untuk kesiapan SDM maupun alat tes cepat COVID-19.
Menurutnya, tes cepat terhadap guru sebaiknya dilaksanakan secepatnya sebelum kegiatan PBM tata muka, agar ketika ada guru yang hasil rapid testnya reaktif bisa cepat ditindaklanjuti untuk isolasi dan tahapan tes usap (swab) COVID-19.
"Guru yang dites cepat COVID-19 sebaiknya guru yang mengajar langsung, sebab mereka akan melakukan kontak langsung dengan para siswa," ujarnya.
"Sebanyak 5.300 lebih guru itu merupakan guru murni mata pelajaran bukan tenaga administrasi mulai dari tingkat TK, SD dan SMP se-Kota Mataram," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Rabu.
Hal itu disampaikan seusai mengikuti rapat koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Satgas COVID-19 dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), terkait kesiapan Kota Mataram memulai PBM tatap muka yang direncanakan bulan Februari 2021.
Dikatakan, kebijakan rapid test terhadap guru menjadi ranah kepala daerah bersama Forkopimda serta Satgas COVID-19, agar ke depan pembukaan PBM tatap muka tidak menimbulkan masalah baru.
"Apapun kebijakan kepala daerah kita siap laksanakan, sebagai komitmen mencegah penyebaran COVID-19. Kita juga tidak ingin setelah sekolah dibuka, menimbulkan klaster baru," katanya.
Sementara untuk pelaksanaan rapid test COVID-19 kepada guru, katanya, tergantung kapan ada izin tatap muka atau minimal seminggu sebelum dilaksanakan PBM tatap muka, tes cepat COVID-19 terhadap guru bisa dilaksanakan.
"Prinsipnya, kita siap melaksanakan kebijakan penerapan protokol kesehatan COVID-19, agar PBM tatap muka bisa berjalan aman, lancar sehingga guru dan siswa tetap sehat," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi yang dikonfirmasi terkait kesiapan untuk rapid test COVID-19 terhadap guru, juga menyatakan siap baik untuk kesiapan SDM maupun alat tes cepat COVID-19.
Menurutnya, tes cepat terhadap guru sebaiknya dilaksanakan secepatnya sebelum kegiatan PBM tata muka, agar ketika ada guru yang hasil rapid testnya reaktif bisa cepat ditindaklanjuti untuk isolasi dan tahapan tes usap (swab) COVID-19.
"Guru yang dites cepat COVID-19 sebaiknya guru yang mengajar langsung, sebab mereka akan melakukan kontak langsung dengan para siswa," ujarnya.