Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia atau BNI (Persero) Tbk fokus mengandalkan kekuatan digital dalam menggenjot bisnis konsumer di tengah pandemi COVID-19 dengan meningkatkan kemampuan kanal digital dalam memberikan layanan kepada nasabah melalui satu platform yang lengkap.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies di Jakarta, Kamis, menjelaskan pengembangan digital tak hanya dilakukan di internal bank, namun juga untuk memfasilitasi mitra pihak ketiga dengan menggunakan layanan Application Programming Interface (API).
"Untuk mendukung perkembangan digitalisasi perbankan, BNI merancang berbagai inisiatif strategi antara lain melakukan percepatan pengembangan terintegrasi yang menurut kami jadi fokus saat ini bagaimana memiliki omni channel," imbuh Corina.
Dengan adanya omni channel, lanjut dia, nantinya akan membuat nasabah bisa melakukan berbagai transaksi mulai dari digital management hingga layanan kartu kredit secara digital.
Selain itu, pengembangan BNI Mobile Banking juga menjadi prioritas perusahaan dan akan dikembangkan menjadi super apps yang bisa menghadirkan layanan keuangan digital.
"Kami juga melakukan ekspansi layanan perbankan melalui strategi kemitraan ke pihak ketiga, other feature channel dan mengadopsi API services. Jadi itu yang menjadi perkembangan digitalisasi perbankan yang sudah kami rancang dengan beberapa inisiatif ini," katanya.
Secara garis besar, rencana pengembangan digital BNI terbagi dalam empat inisiatif, antara lain desain dan pengembangan solusi digital melalui kanal BNI dan pihak ketiga yang menekankan layanan API services.
Kemudian, peningkatan UI/UX untuk menciptakan pengalaman nasabah yang lebih baik dan MPS jadi positif, meningkatkan kemitraan strategis dengan mitra BNI untuk memperluas jangkauan dan layanan serta pemasaran produk BNI ke kanal pihak ketiga.
Selain itu, BNI terus meningkatkan pola pikir digital dan kapabilitas pegawai untuk optimalisasi proses bisnis digital.
Bisnis Kartu
Corina mengatakan BNI juga semakin gencar untuk meningkatkan transaksi nasabah menggunakan kartu kredit di tengah pandemi COVID-19. Salah satu penawarannya adalah memberikan nasabah konversi transaksi menjadi installment dengan bunga nol persen.
Transaksi menggunakan kartu kredit di BNI saat ini cukup terdampak lantaran banyaknya pembatasan yang membuat nilai transaksi juga rendah.
"Jadi kalau dilihat memang transaksi kartu kredit ini dengan adanya pembatasan traveling domestik maupun internasional, pembatasan jam operasional mal, hingga pembatasan jumlah pengunjung dine in di resto ini semua transaksi memang terjadi pembatasan," kata Corina.
Untuk mendorong peningkatan transaksi ini, jelas dia, BNI telah menargetkan sejumlah sektor-sektor ekonomi yang memiliki prospek seperti transaksi e-commerce, gadget, kesehatan, dan yang berkaitan dengan aktivitas wisata.
Selain itu, kata dia, nasabah di luar Jakarta melakukan transaksi kartu kredit akan difokuskan di merchant lokal strategis dan favorit.
Wealth Management
Sepanjang 2020 bisnis wealth management di BNI mengalami peningkatan signifikan, baik dari sisi jumlah nasabah hingga dana kelolaan (Asset Under Management).
Peningkatan bisnis wealth management ini terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah nasabah kalangan atas dan literasi keuangan.
“Memang pertumbuhan masyarakat kalangan atas bertambah disertai dengan pemahaman literasi keuangan. Ini sangat bagus menurut kami, ini terlihat dengan meningkatnya jumlah nasabah BNI Emerald, yaitu nasabah yang memiliki dana cukup besar setiap tahunnya. Tumbuh 12 persen yoy di 2020," ujarnya.
Dia menjelaskan seiring dengan peningkatan ini nilai AUM reksa dana yang dikelola melalui bisnis ini meningkat 37 persen secara tahunan (yoy) hingga akhir 2020.
Sedangkan AUM (asset under management) untuk obligasi naik 15 persen secara tahunan untuk periode yang sama.
“Kita amati juga pertumbuhan dana nasabah kaya dalam situasi pandemi diiringi perubahan perilaku, termasuk transaksi finansial yang shifting dari konvensional ke online channel," kata dia.
Perubahan perilaku ini dimanfaatkan oleh BNI untuk memberikan edukasi investasi dan penawaran yang disesuaikan dengan profil risiko masing-masing nasabah.
Tidak sedikit nasabah high affluent yang memanfaatkan momen penyesuaian suku bunga meningkatkan aset kelas melalui penempatan produk investasi yang sesuai profil risiko, sehingga AUM dapat meningkat dan terjaga meski di saat pandemi.
“BNI juga terus menggalakkan berbagai program literasi keuangan dan inklusi keuangan yang diimbangi dengan ekspansi bisnis funding, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau BNI Griya, hingga Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau BNI Fleksi," tutup Corina.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies di Jakarta, Kamis, menjelaskan pengembangan digital tak hanya dilakukan di internal bank, namun juga untuk memfasilitasi mitra pihak ketiga dengan menggunakan layanan Application Programming Interface (API).
"Untuk mendukung perkembangan digitalisasi perbankan, BNI merancang berbagai inisiatif strategi antara lain melakukan percepatan pengembangan terintegrasi yang menurut kami jadi fokus saat ini bagaimana memiliki omni channel," imbuh Corina.
Dengan adanya omni channel, lanjut dia, nantinya akan membuat nasabah bisa melakukan berbagai transaksi mulai dari digital management hingga layanan kartu kredit secara digital.
Selain itu, pengembangan BNI Mobile Banking juga menjadi prioritas perusahaan dan akan dikembangkan menjadi super apps yang bisa menghadirkan layanan keuangan digital.
"Kami juga melakukan ekspansi layanan perbankan melalui strategi kemitraan ke pihak ketiga, other feature channel dan mengadopsi API services. Jadi itu yang menjadi perkembangan digitalisasi perbankan yang sudah kami rancang dengan beberapa inisiatif ini," katanya.
Secara garis besar, rencana pengembangan digital BNI terbagi dalam empat inisiatif, antara lain desain dan pengembangan solusi digital melalui kanal BNI dan pihak ketiga yang menekankan layanan API services.
Kemudian, peningkatan UI/UX untuk menciptakan pengalaman nasabah yang lebih baik dan MPS jadi positif, meningkatkan kemitraan strategis dengan mitra BNI untuk memperluas jangkauan dan layanan serta pemasaran produk BNI ke kanal pihak ketiga.
Selain itu, BNI terus meningkatkan pola pikir digital dan kapabilitas pegawai untuk optimalisasi proses bisnis digital.
Bisnis Kartu
Corina mengatakan BNI juga semakin gencar untuk meningkatkan transaksi nasabah menggunakan kartu kredit di tengah pandemi COVID-19. Salah satu penawarannya adalah memberikan nasabah konversi transaksi menjadi installment dengan bunga nol persen.
Transaksi menggunakan kartu kredit di BNI saat ini cukup terdampak lantaran banyaknya pembatasan yang membuat nilai transaksi juga rendah.
"Jadi kalau dilihat memang transaksi kartu kredit ini dengan adanya pembatasan traveling domestik maupun internasional, pembatasan jam operasional mal, hingga pembatasan jumlah pengunjung dine in di resto ini semua transaksi memang terjadi pembatasan," kata Corina.
Untuk mendorong peningkatan transaksi ini, jelas dia, BNI telah menargetkan sejumlah sektor-sektor ekonomi yang memiliki prospek seperti transaksi e-commerce, gadget, kesehatan, dan yang berkaitan dengan aktivitas wisata.
Selain itu, kata dia, nasabah di luar Jakarta melakukan transaksi kartu kredit akan difokuskan di merchant lokal strategis dan favorit.
Wealth Management
Sepanjang 2020 bisnis wealth management di BNI mengalami peningkatan signifikan, baik dari sisi jumlah nasabah hingga dana kelolaan (Asset Under Management).
Peningkatan bisnis wealth management ini terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah nasabah kalangan atas dan literasi keuangan.
“Memang pertumbuhan masyarakat kalangan atas bertambah disertai dengan pemahaman literasi keuangan. Ini sangat bagus menurut kami, ini terlihat dengan meningkatnya jumlah nasabah BNI Emerald, yaitu nasabah yang memiliki dana cukup besar setiap tahunnya. Tumbuh 12 persen yoy di 2020," ujarnya.
Dia menjelaskan seiring dengan peningkatan ini nilai AUM reksa dana yang dikelola melalui bisnis ini meningkat 37 persen secara tahunan (yoy) hingga akhir 2020.
Sedangkan AUM (asset under management) untuk obligasi naik 15 persen secara tahunan untuk periode yang sama.
“Kita amati juga pertumbuhan dana nasabah kaya dalam situasi pandemi diiringi perubahan perilaku, termasuk transaksi finansial yang shifting dari konvensional ke online channel," kata dia.
Perubahan perilaku ini dimanfaatkan oleh BNI untuk memberikan edukasi investasi dan penawaran yang disesuaikan dengan profil risiko masing-masing nasabah.
Tidak sedikit nasabah high affluent yang memanfaatkan momen penyesuaian suku bunga meningkatkan aset kelas melalui penempatan produk investasi yang sesuai profil risiko, sehingga AUM dapat meningkat dan terjaga meski di saat pandemi.
“BNI juga terus menggalakkan berbagai program literasi keuangan dan inklusi keuangan yang diimbangi dengan ekspansi bisnis funding, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau BNI Griya, hingga Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau BNI Fleksi," tutup Corina.