Bima (ANTARA) - Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat mengakibatkan instalasi listrik PLN mengalami kerusakan dan menyebabkan terputusnya aliran listrik ke masyarakat.
Namun, berkat doa dan kerja keras dari petugas PLN, dibantu oleh stakeholder serta masyarakat sekitar, suplai listrik di 26 desa telah kembali normal pada Minggu (4/4), pada pukul 20.15 Wita.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bima Maman Sulaeman menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang dialami selama terganggunya pasokan listrik.
"Alhamdulillah proses perbaikan telah selesai. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya sekaligus berterima kasih atas kerja sama dari semua pihak sehingga saat ini listrik 100% pulih," ujar Maman.
Tiga gardu distribusi terakhir yang diperbaiki berlokasi di Desa Campa. Pekerjaan yang dilakukan memakan waktu cukup lama dikarenakan akses jalan yang terputus akibat banjir yang menerjang daerah tersebut. Sedangkan untuk satu gardu yang berlokasi di Desa Nisa, Kecamatan Woha, dan menyuplai 150 pelanggan di desa tersebut yang juga terendam air, telah selesai dipulihkan pada pukul 14.30 Wita.
"Kami harus melewati jalur alternatif untuk menuju ke lokasi gardu yang rusak yang berada di Desa Campa. Itu menyebabkan waktu penormalan menjadi lebih lama," jelas Maman.
Sebanyak 65 petugas diterjunkan dan disiagakan di tiga lokasi, yaitu Monta, Woha dan Bolo, untuk mempercepat proses pemulihan. Tidak hanya dari PLN UP3 Bima, tambahan personel didatangkan dari PLN UP3 Sumbawa, PLN Unit Pelaksana Pembangkitan Tambora dan mitra kerja PLN.
Maman juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya kelistrikan yang mungkin terjadi, salah satunya dengan segera matikan listrik apabila air masuk ke dalam rumah.
"Segera laporkan melalui Call Center 123 atau aplikasi PLN Mobile apabila melihat kondisi tidak aman, supaya dapat segera ditindak lanjuti oleh petugas," imbau Maman.
Banjir bandang yang melanda Kecamatan Woha, Monta, dan Bolo pada Jumat (2/4) telah mengakibatkan 54 gardu distribusi PLN terdampak dan menyebabkan 7500 masyarakat di 26 desa terputus aliran listriknya.
Namun, berkat doa dan kerja keras dari petugas PLN, dibantu oleh stakeholder serta masyarakat sekitar, suplai listrik di 26 desa telah kembali normal pada Minggu (4/4), pada pukul 20.15 Wita.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bima Maman Sulaeman menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang dialami selama terganggunya pasokan listrik.
"Alhamdulillah proses perbaikan telah selesai. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya sekaligus berterima kasih atas kerja sama dari semua pihak sehingga saat ini listrik 100% pulih," ujar Maman.
Tiga gardu distribusi terakhir yang diperbaiki berlokasi di Desa Campa. Pekerjaan yang dilakukan memakan waktu cukup lama dikarenakan akses jalan yang terputus akibat banjir yang menerjang daerah tersebut. Sedangkan untuk satu gardu yang berlokasi di Desa Nisa, Kecamatan Woha, dan menyuplai 150 pelanggan di desa tersebut yang juga terendam air, telah selesai dipulihkan pada pukul 14.30 Wita.
"Kami harus melewati jalur alternatif untuk menuju ke lokasi gardu yang rusak yang berada di Desa Campa. Itu menyebabkan waktu penormalan menjadi lebih lama," jelas Maman.
Sebanyak 65 petugas diterjunkan dan disiagakan di tiga lokasi, yaitu Monta, Woha dan Bolo, untuk mempercepat proses pemulihan. Tidak hanya dari PLN UP3 Bima, tambahan personel didatangkan dari PLN UP3 Sumbawa, PLN Unit Pelaksana Pembangkitan Tambora dan mitra kerja PLN.
Maman juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya kelistrikan yang mungkin terjadi, salah satunya dengan segera matikan listrik apabila air masuk ke dalam rumah.
"Segera laporkan melalui Call Center 123 atau aplikasi PLN Mobile apabila melihat kondisi tidak aman, supaya dapat segera ditindak lanjuti oleh petugas," imbau Maman.
Banjir bandang yang melanda Kecamatan Woha, Monta, dan Bolo pada Jumat (2/4) telah mengakibatkan 54 gardu distribusi PLN terdampak dan menyebabkan 7500 masyarakat di 26 desa terputus aliran listriknya.