Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat berjanji akan mengawal dan menindaklanjuti tuntutan buruh yang melakukan aksi unjuk rasa di sejumlah wilayah itu pada Peringatan Hari Buruh Internasional atau "May Day" pada Sabtu.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi menegaskan Pemerintah Provinsi NTB menerima dan akan menindaklanjuti berbagai aspirasi dan masukan yang disampaikan oleh masyarakat sebagai bahan untuk menemukan solusi mengatasi persoalan ketenagakerjaan yang dihadapi.
"Apa yang menjadi aspirasi dan tuntutan teman-teman mahasiswa dan yang mewakili para pekerja ini akan kami tampung dan tindaklanjuti," kata Aryadi saat menerima aksi unjuk rasa di Mataram.
Ia menekankan untuk upah layak dan THR bagi para pekerja di NTB, Pemprov NTB sangat konsen mengawal dan sudah menerbitkan sejumlah regulasi.
Salah satunya, Perda tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) misalnya, adalah salah satu instrumen yang memastikan agar penerapan upah atau gaji bagi karyawan bisa dilakukan perusahaan dengan standar yang sesuai dengan kebutuhan hidup dan kesejahteraan pekerja.
"Kami bisa pastikan pemerintah hadir di tengah masyarakat, untuk kesejateraan masyarakat," tegasnya.
Gede Aryadi juga mengajak para pekerja, pengusaha dan mahasiswa untuk bersatu dan berjuang bersama untuk bisa segera keluar dari masa krisis dan melewati masa pandemi COVID-19.
Karena itu, ia memastikan Pemprov NTB menerima dan akan menindaklanjuti berbagai aspirasi dan masukan yang disampaikan oleh masyarakat tersebut.
"Hindarkan sikap saling menyalahkan, mari kita bersatu untuk mengatasi kondisi sulit ini, karena kita tidak bisa bekerja dan mengatasi masalah tanpa kita bersatu," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pemantauan Disnakertrans NTB, sejumlah aksi dilaksanakan dalam memperingati "May Day" di wilayah NTB. Beberapa aksi peringatan May Day dilakukan yang menuntut soal upah layak dan lainnya. Tapi ada juga yang diisi dengan aksi simpatik seperti berbagi takjil menjelang berbuka puasa. Semua berjalan relatif aman, lancar, dan damai.
Menurut Aryadi, di Lombok Tengah peringatan May Day diisi dengan dialog sosial Hari Buruh Internasional yang dirangkai dengan pemberian beasiswa kepada anak waris peserta BPJS Ketenagakerjaan yang meninggal dunia.
Kegiatan di kantor Disnakertrans Lombok Tengah dihadiri sejumlah pihak antara lain dari Komisi IV DPRD Lombok Tengah, Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Lombok Tengah, Direktur PDAM Tirta Rinjani Lombok Tengah, Apindo Lombok Tengah, PHRI, DPW KSPN, SPN NTB, SPSI NTB dan lainnya.
Sementara di Mataram, May Day juga diwarnai dengan kegiatan humanis berupa penggalangan dana untuk korban bencana alam di Bima dan NTT oleh DPD KSPSI NTB. Aksi simpatik dikoordinatori Yustinus Habur dan Made Sudiarsa dengan jumlah massa aksi sebanyak 30 orang.
"Di Mataram ada juga pembagian takjil dalam rangka memeperingati hari buruh internasional yang dilaksanakan KSPN Taufik Jauhari Al Ridho dengan peserta 15 orang," jelasnya.
Aksi serupa juga digelar di Taliwang, Sumbawa Barat. Dimana massa aksi bersama Disnakertrans Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan stakeholders terkait melakukan pembagian takjil, masker, hiburan musik, doorprize, dan buka puasa bersama dengan 40 anak yatim dari panti asuhan.
Sebelumnya di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, puluhan massa aksi yang tergabung dalam Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR) NTB menggelar unjukrasa simpatik.
Aksi yang dipimpin koordinator M Alwi Kurniawan itu menuntut upah layak bagi buruh, pembayaran tunjangan hari raya bagi karyawan swasta dan para buruh, dan juga mendesak revisi dan mencabut Undang-undang Omnibuslaw.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi menegaskan Pemerintah Provinsi NTB menerima dan akan menindaklanjuti berbagai aspirasi dan masukan yang disampaikan oleh masyarakat sebagai bahan untuk menemukan solusi mengatasi persoalan ketenagakerjaan yang dihadapi.
"Apa yang menjadi aspirasi dan tuntutan teman-teman mahasiswa dan yang mewakili para pekerja ini akan kami tampung dan tindaklanjuti," kata Aryadi saat menerima aksi unjuk rasa di Mataram.
Ia menekankan untuk upah layak dan THR bagi para pekerja di NTB, Pemprov NTB sangat konsen mengawal dan sudah menerbitkan sejumlah regulasi.
Salah satunya, Perda tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) misalnya, adalah salah satu instrumen yang memastikan agar penerapan upah atau gaji bagi karyawan bisa dilakukan perusahaan dengan standar yang sesuai dengan kebutuhan hidup dan kesejahteraan pekerja.
"Kami bisa pastikan pemerintah hadir di tengah masyarakat, untuk kesejateraan masyarakat," tegasnya.
Gede Aryadi juga mengajak para pekerja, pengusaha dan mahasiswa untuk bersatu dan berjuang bersama untuk bisa segera keluar dari masa krisis dan melewati masa pandemi COVID-19.
Karena itu, ia memastikan Pemprov NTB menerima dan akan menindaklanjuti berbagai aspirasi dan masukan yang disampaikan oleh masyarakat tersebut.
"Hindarkan sikap saling menyalahkan, mari kita bersatu untuk mengatasi kondisi sulit ini, karena kita tidak bisa bekerja dan mengatasi masalah tanpa kita bersatu," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pemantauan Disnakertrans NTB, sejumlah aksi dilaksanakan dalam memperingati "May Day" di wilayah NTB. Beberapa aksi peringatan May Day dilakukan yang menuntut soal upah layak dan lainnya. Tapi ada juga yang diisi dengan aksi simpatik seperti berbagi takjil menjelang berbuka puasa. Semua berjalan relatif aman, lancar, dan damai.
Menurut Aryadi, di Lombok Tengah peringatan May Day diisi dengan dialog sosial Hari Buruh Internasional yang dirangkai dengan pemberian beasiswa kepada anak waris peserta BPJS Ketenagakerjaan yang meninggal dunia.
Kegiatan di kantor Disnakertrans Lombok Tengah dihadiri sejumlah pihak antara lain dari Komisi IV DPRD Lombok Tengah, Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Lombok Tengah, Direktur PDAM Tirta Rinjani Lombok Tengah, Apindo Lombok Tengah, PHRI, DPW KSPN, SPN NTB, SPSI NTB dan lainnya.
Sementara di Mataram, May Day juga diwarnai dengan kegiatan humanis berupa penggalangan dana untuk korban bencana alam di Bima dan NTT oleh DPD KSPSI NTB. Aksi simpatik dikoordinatori Yustinus Habur dan Made Sudiarsa dengan jumlah massa aksi sebanyak 30 orang.
"Di Mataram ada juga pembagian takjil dalam rangka memeperingati hari buruh internasional yang dilaksanakan KSPN Taufik Jauhari Al Ridho dengan peserta 15 orang," jelasnya.
Aksi serupa juga digelar di Taliwang, Sumbawa Barat. Dimana massa aksi bersama Disnakertrans Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan stakeholders terkait melakukan pembagian takjil, masker, hiburan musik, doorprize, dan buka puasa bersama dengan 40 anak yatim dari panti asuhan.
Sebelumnya di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, puluhan massa aksi yang tergabung dalam Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR) NTB menggelar unjukrasa simpatik.
Aksi yang dipimpin koordinator M Alwi Kurniawan itu menuntut upah layak bagi buruh, pembayaran tunjangan hari raya bagi karyawan swasta dan para buruh, dan juga mendesak revisi dan mencabut Undang-undang Omnibuslaw.