Lombok Barat, NTB (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj Sitti Rohmi Djalillah mendorong inovasi pengelolaan sampah guna memastikan sirkulasi dan pemanfaatannya berjalan terus atau secara berkelanjutan.
"Jangan hanya dikenalkan inovasinya kemudian tidak dibumikan dan digunakan oleh masyarakat terus dipelihara dan dijaga keberlanjutannya," ujar Wagub saat kunjungan ke Laboratorium Sampah Paman Sam (Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah) Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Rabu.
Wagub menginginkan, titik percontohan atau fasilitas yang sudah dibangun dapat dimasukkan kedalam aplikasi Lestari agar memudahkan pemantauan sampai memetakan daerah mana yang cocok dengan inovasi yang akan diterapkan.
Ia menjelaskan, sirkulasi sampah untuk inovasi penanganan dan pengurangan keluarannya menjadi pupuk, pakan, energi dan lain lain yang sudah tersedia fasilitasnya di masyarakat dapat dipantau kebutuhan pemanfaatan hasil inovasinya sekaligus ketersediaan bahan bakunya dengan direktori bank sampah.
Umi Ningsih, founder Laboratorium Sampah Paman Sam menjelaskan, biogas yang dihasilkannya disebut Bio Slurry yang berbahan baku limbah ternak atau sampah organik rumah tangga. Pemanfaatannya saat ini sudah digunakan oleh 15 rumah tangga di Desa Lembuak sebagai pupuk cair dan bahan bakar pengganti gas.
"Kelebihannya, limbah nya nol persen dan kita kembangkan juga dari bahan baku sampah organik rumah tangga dari yang umumnya menggunakan limbah ternak," ujar Umi Nining.
Selain itu, instalasi biogas ini untuk kebutuhan rumah tangga dimanfaatkan penerangan dan dapur.
"Kelebihannya, tidak membahayakan karena tekanan gas rendah namun efisien," katanya.
"Jangan hanya dikenalkan inovasinya kemudian tidak dibumikan dan digunakan oleh masyarakat terus dipelihara dan dijaga keberlanjutannya," ujar Wagub saat kunjungan ke Laboratorium Sampah Paman Sam (Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah) Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Rabu.
Wagub menginginkan, titik percontohan atau fasilitas yang sudah dibangun dapat dimasukkan kedalam aplikasi Lestari agar memudahkan pemantauan sampai memetakan daerah mana yang cocok dengan inovasi yang akan diterapkan.
Ia menjelaskan, sirkulasi sampah untuk inovasi penanganan dan pengurangan keluarannya menjadi pupuk, pakan, energi dan lain lain yang sudah tersedia fasilitasnya di masyarakat dapat dipantau kebutuhan pemanfaatan hasil inovasinya sekaligus ketersediaan bahan bakunya dengan direktori bank sampah.
Umi Ningsih, founder Laboratorium Sampah Paman Sam menjelaskan, biogas yang dihasilkannya disebut Bio Slurry yang berbahan baku limbah ternak atau sampah organik rumah tangga. Pemanfaatannya saat ini sudah digunakan oleh 15 rumah tangga di Desa Lembuak sebagai pupuk cair dan bahan bakar pengganti gas.
"Kelebihannya, limbah nya nol persen dan kita kembangkan juga dari bahan baku sampah organik rumah tangga dari yang umumnya menggunakan limbah ternak," ujar Umi Nining.
Selain itu, instalasi biogas ini untuk kebutuhan rumah tangga dimanfaatkan penerangan dan dapur.
"Kelebihannya, tidak membahayakan karena tekanan gas rendah namun efisien," katanya.