Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan sentra budidaya madu Trigona, Desa Pelat, Kecamatan Unter Iwes dan Kecamatan Batulanteh di Kabupaten Sumbawa menjadi ekowisata di Pulau Sumbawa.
"Sentra madu Trigona ini bisa jadi bagian dari ekowisata dengan harapan dapat memaksimalkan fungsi hutan dan alam, serta memajukan perekonomian masyarakat," kata Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat menerima Tim Center for International Forestry Research (CIFOR), Tim Peneliti Penelitian Aksi Partisipatif (PAR) KANOPPI, Ani Adiwinata, Syafrudin, Syafi'i serta General Manager Geopark Tambora, Hadi Santoso, terkait pengelolaan agroforestri berbasis bentang alam untuk peningkatan ekonomi petani dan UMKM di Mataram, Kamis.
Gubernur menjelaskan, sentra madu Trigona di Sumbawa yang dikembangkan menjadi ekowisata dapat menjadi contoh jika hutan dan alam bisa dimaksimalkan fungsinya.
Membudidayakan madu Trigona berarti harus menjaga kelestarian ekosistem sekitarnya, begitu juga dengan menjadikannya sebagai ekowisata.
"Yang ada di mindset masyarakat kan seringkali hutan tidak boleh diapa-apakan. Padahal sangat bisa dimaksimalkan fungsinya dengan tetap menjaga keaslian ekosistemnya," ucapnya.
Sementara itu, Ani S Adiwiinata selaku Socioeconomist and Policy Analist CIFOR menjelaskan, pengembangan sentra madu Trigona di Pulau Sumbawa menjadi pusat ekowisata dalam proses kerjasama dengan Geopark Tambora.
"Namun karena pandemi ini, kami juga sedang mengembangkan virtual tour bekerjasama dengan Geopark Tambora," ujarnya.
Ani menambahkan ekowisata yang akan dibentuk selain bekerjasama dengan Geopark Tambora nantinya akan menggandeng pihak desa setempat. Desa Batulanteh merupakan salah satu dari 99 desa wisata milik Pemprov NTB.
Ia dan tim tengah mendorong adanya peraturan desa yang memungkinkan adanya bantuan dana desa untuk mendukung terwujudnya ekowisata.
Sementara ini budidaya madu Trigona masih dipusatkan di learning center, namun tak sedikit juga dikembangkan di rumah warga.
Menurut dia tidak perlu lahan besar yang penting penyediaan pakan, seperti bunga-bungaan yang dapat ditanam dengan mudah oleh masyarakat.
"Dengan begitu diharapkan dapat terjadi peningkatan pendapatan masyarakat lokal, khususnya di masa pandemi ini," katanya.
"Sentra madu Trigona ini bisa jadi bagian dari ekowisata dengan harapan dapat memaksimalkan fungsi hutan dan alam, serta memajukan perekonomian masyarakat," kata Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat menerima Tim Center for International Forestry Research (CIFOR), Tim Peneliti Penelitian Aksi Partisipatif (PAR) KANOPPI, Ani Adiwinata, Syafrudin, Syafi'i serta General Manager Geopark Tambora, Hadi Santoso, terkait pengelolaan agroforestri berbasis bentang alam untuk peningkatan ekonomi petani dan UMKM di Mataram, Kamis.
Gubernur menjelaskan, sentra madu Trigona di Sumbawa yang dikembangkan menjadi ekowisata dapat menjadi contoh jika hutan dan alam bisa dimaksimalkan fungsinya.
Membudidayakan madu Trigona berarti harus menjaga kelestarian ekosistem sekitarnya, begitu juga dengan menjadikannya sebagai ekowisata.
"Yang ada di mindset masyarakat kan seringkali hutan tidak boleh diapa-apakan. Padahal sangat bisa dimaksimalkan fungsinya dengan tetap menjaga keaslian ekosistemnya," ucapnya.
Sementara itu, Ani S Adiwiinata selaku Socioeconomist and Policy Analist CIFOR menjelaskan, pengembangan sentra madu Trigona di Pulau Sumbawa menjadi pusat ekowisata dalam proses kerjasama dengan Geopark Tambora.
"Namun karena pandemi ini, kami juga sedang mengembangkan virtual tour bekerjasama dengan Geopark Tambora," ujarnya.
Ani menambahkan ekowisata yang akan dibentuk selain bekerjasama dengan Geopark Tambora nantinya akan menggandeng pihak desa setempat. Desa Batulanteh merupakan salah satu dari 99 desa wisata milik Pemprov NTB.
Ia dan tim tengah mendorong adanya peraturan desa yang memungkinkan adanya bantuan dana desa untuk mendukung terwujudnya ekowisata.
Sementara ini budidaya madu Trigona masih dipusatkan di learning center, namun tak sedikit juga dikembangkan di rumah warga.
Menurut dia tidak perlu lahan besar yang penting penyediaan pakan, seperti bunga-bungaan yang dapat ditanam dengan mudah oleh masyarakat.
"Dengan begitu diharapkan dapat terjadi peningkatan pendapatan masyarakat lokal, khususnya di masa pandemi ini," katanya.