Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, penanganan genangan di objek wisata Taman Loang Baloq dengan luas sekitar 3,4 hektare masih terkendala gelombang pasang.
"Saat ini gelombang laut masih cukup tinggi sekitar satu meter, sehingga kita belum bisa melakukan langkah penanganan seperti ketika banjir rob pada 26 Mei 2021," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Diprediksi, gelombang laut masih tetap tinggi hingga beberapa pekan ke depan, sehingga kegiatan penyedotan atau pembuatan saluran pembuangan ke arah laut dengan alat berat belum memungkinkan.
Apalagi, kondisi topografi Taman Loang Baloq lebih rendah dari permukaan air laut. "Jadi upaya penanganan genangan air di areal revitalisasi Taman Loang Baloq akan kita lakukan setelah gelombang surut," katanya.
Namun demikian, genangan yang masih terjadi dinilai tidak akan mempengaruhi aktivitas revitalisasi di lokasi tersebut.
"Setelah ada kontrak dengan pemenang tender revitalisasi Loang Baloq, genangan akan menjadi tugas dari kontraktor. Akan tetapi, jika bisa dikeringkan dalam waktu dekat, kita akan melakukannya sendiri," katanya.
Sementara terkait dengan progres revitalisasi di Taman Laong Baloq saat ini masih dalam tahap tender. Ditargetkan, pemenang tander akan diumumkan pada 14 Juli 2021 sekaligus tanda tangan kontrak kegiatan fisik.
Lebih jauh Denny mengatakan, dalam perencanaan kegiatan revitalisasi objek wisata Taman Loang Baloq dengan anggaran Rp11,7 miliar, akan dibangun tanggul penahan gelombang serta sumur resapan sebagai antisipasi dampak banjir rob ke depan.
"Jadi tidak ada masalah, banjir rob yang melanda kawasan objek wisata Taman Loang Baloq tidak mempengaruhi rencana kegiatan revitalisasi. Proses persiapan tetap berjalan, bahkan kami targetkan akan tender pada 10 Juni 2021," katanya.
Menurutnya, tanggul yang akan dibangun itu memiliki panjang sekitar 50 meter, dengan ketinggian 1,5 meter hingga 2 meter. Keberadaan tanggul bisa berfungsi menahan gelombang ketika terjadi musim angin barat sekaligus antisipasi banjir rob.
Lokasi areal revitalisasi objek Taman Loang Baloq setelah banjir rob memang tergenang seperti kolam renang. Tapi kondisi itu tidak mempengaruhi struktur bangunan.
"Pada areal revitalisasi, kita tidak ada membangun dengan konstruksi gedung tinggi. Kita hanya akan membangun sebuah plaza sebagai tempat pementasan berbagai atraksi seni dan budaya," katanya.
Akan tetapi, untuk menghindari terjadinya genangan air karena kondisi tanahnya lebih rendah dari permukaan laut, akan dibangun sumur resapan dengan jumlah yang banyak serta disiapkan mesin sedot air ketika sumur resapan penuh.
"Kondisi ini sudah kita pikirkan dengan berbagai solusi. Apalagi, bencana banjir rob tidak terjadi setiap hari," katanya.*
"Saat ini gelombang laut masih cukup tinggi sekitar satu meter, sehingga kita belum bisa melakukan langkah penanganan seperti ketika banjir rob pada 26 Mei 2021," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Diprediksi, gelombang laut masih tetap tinggi hingga beberapa pekan ke depan, sehingga kegiatan penyedotan atau pembuatan saluran pembuangan ke arah laut dengan alat berat belum memungkinkan.
Apalagi, kondisi topografi Taman Loang Baloq lebih rendah dari permukaan air laut. "Jadi upaya penanganan genangan air di areal revitalisasi Taman Loang Baloq akan kita lakukan setelah gelombang surut," katanya.
Namun demikian, genangan yang masih terjadi dinilai tidak akan mempengaruhi aktivitas revitalisasi di lokasi tersebut.
"Setelah ada kontrak dengan pemenang tender revitalisasi Loang Baloq, genangan akan menjadi tugas dari kontraktor. Akan tetapi, jika bisa dikeringkan dalam waktu dekat, kita akan melakukannya sendiri," katanya.
Sementara terkait dengan progres revitalisasi di Taman Laong Baloq saat ini masih dalam tahap tender. Ditargetkan, pemenang tander akan diumumkan pada 14 Juli 2021 sekaligus tanda tangan kontrak kegiatan fisik.
Lebih jauh Denny mengatakan, dalam perencanaan kegiatan revitalisasi objek wisata Taman Loang Baloq dengan anggaran Rp11,7 miliar, akan dibangun tanggul penahan gelombang serta sumur resapan sebagai antisipasi dampak banjir rob ke depan.
"Jadi tidak ada masalah, banjir rob yang melanda kawasan objek wisata Taman Loang Baloq tidak mempengaruhi rencana kegiatan revitalisasi. Proses persiapan tetap berjalan, bahkan kami targetkan akan tender pada 10 Juni 2021," katanya.
Menurutnya, tanggul yang akan dibangun itu memiliki panjang sekitar 50 meter, dengan ketinggian 1,5 meter hingga 2 meter. Keberadaan tanggul bisa berfungsi menahan gelombang ketika terjadi musim angin barat sekaligus antisipasi banjir rob.
Lokasi areal revitalisasi objek Taman Loang Baloq setelah banjir rob memang tergenang seperti kolam renang. Tapi kondisi itu tidak mempengaruhi struktur bangunan.
"Pada areal revitalisasi, kita tidak ada membangun dengan konstruksi gedung tinggi. Kita hanya akan membangun sebuah plaza sebagai tempat pementasan berbagai atraksi seni dan budaya," katanya.
Akan tetapi, untuk menghindari terjadinya genangan air karena kondisi tanahnya lebih rendah dari permukaan laut, akan dibangun sumur resapan dengan jumlah yang banyak serta disiapkan mesin sedot air ketika sumur resapan penuh.
"Kondisi ini sudah kita pikirkan dengan berbagai solusi. Apalagi, bencana banjir rob tidak terjadi setiap hari," katanya.*