Sumbawa (ANTARA) - Pandemi Covid-19 yang masih terjadi di seluruh wilayah Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sangat berdampak di seluruh bidang kehidupan.
Masyarakat yang berpenghasilan rendah seperti pedagang kaki lima (PKL) semakin susah mencari nafkah karena dibatasi aturan yang diterapkan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Ditambah lagi dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Indonesia semakin memperburuk ekonomi masyarakat.
Namun, berbeda dengan yang terjadi kepada dua gadis muda asal Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa yaitu Hariati (25) dan Dian Fitriani (25). Keduanya berhasil memanfaatkan keadaan pandemi menjadi motivasi besar mereka untuk berusaha.
Di tengah pandemi Covid-19 dan PPKM yang diterapkan di Sumbawa, Hariati yang akrab dikenal dengan nama Atik dan Dian yang akrab disapa Angel tetap semangat dalam menjalani hari untuk berdagang.
Walau keduanya bekerja di salah satu perusahaan swasta, tetap saja kebutuhan menuntut mereka untuk mencari rezeki lebih. Hal itulah yang membuat mereka semangat mencari pundi-pundi rezeki dengan berdagang "Ceker Mercon" yang dibuat sendiri.
Bahkan di pandemi Covid-19 dan PPKM tidak menjadi penghalang bagi kedua gadis cantik dan manis asal Alas tersebut. Semangat mereka harus ditiru oleh anak muda millenial saat ini.
"Alhamdulillah di sela-sela kerjaan, kami menyempatkan diri untuk berjualan ceker mercon yang kami buat sendiri. Walau di masa pandemi ini kami tetap semangat," ungkap Atik yang ditemui di Sumbawa, Rabu (11/8).
Seperti kata pepatah, "hasil tidak akan mengkhianati usaha". Itulah gambaran yang dirasakan oleh kedua gadis tersebut. Usaha-usaha mereka kini membuahkan hasil baik, bahkan omsel penjualan per hari nya semakin naik.
"Alhamdulillah setiap hari tetap habis, banyak yang pesan dan langsung kami antar ke rumahnya," kata Atik sambil melempar senyum manisnya.
Setiap harinya Atik dan Angel membuat ceker mercon sekitar puluhan mika. Walaupun tinggal di sebuah kos-kosan, namun tidak menghalangi keduanya untuk menjadi orang-orang yang produktif dan sukses.
Ceker mercon "Dua Dara" milik Atik dan Angel memang belum terlalu dikenal oleh publik, namun setiap hari Atik dan Angel mampu menghasilkan pundi-pundi rezeki yang lumayan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Jika dihitung dalam satu bulan, Omset dari jualan ceker mercon ini mencapai sekitar Rp 5 juta bahkan bisa lebih. Omset sebesar itu didapat dari satu produk saja yaitu ceker mercon. Belum lagi income dari usaha-usaha makanan siap saji lain yang dibuat sesuai pesanan pelanggan.
Di masa pandemi Covid-19, masyarakat ekonomi rendah merintih dan tak jarang banyak yang mengangkat bendera putih tanda menyerah dari keadaan. Namun dua gadis manis asal Alas ini malah semakin semangat berjualan ceker online.
"Walau di massa Pandemi kita tetap bisa berjualan karena jualannya secara online, kami siap antar ke tempat pelanggan," ungkap Angel.
Angel yakin usaha yang digelutinya bersama Atik, tidak akan terpengaruh oleh Pandemi Covid-19 atau PPKM karena berjualan melalui online dan delivery.
Awalnya Atik dan Angel membuat ceker mercon hanya dengan modal Rp 100 ribu saja dan modal semangat. Usaha mereka ini telah berjalan lebih kurang 1 bulan dan sudah menghasilkan income yang lebih dari ekspektasi mereka.
"Lumayan hasilnya bisa kita tabung dan buat belanja sehari-hari. Jadi tiap hari tetap ada pemasukan dari hasil jualan," tutur Angel.
Angel mengungkapkan, ide awal berjualan ceker mercon datang dari keluhan Atik yang tidak puas setelah memesan ceker melalui online.
Ia menceritakan bahwa suatu hari Atik memesan ceker mercon melalui online, namun Atik merasa sedikit kecewa karena ceker yang dipesan terlihat kurus dan rasanya tidak begitu enak.
Dari keluhan tersebut, Atik dan Angel mencoba membuat ceker mercon dan hasilnya pun enak serta mendapat pujian dari teman-temannya. Beberapa kali membuat ceker hasilnya selalu mendapat pujian.
Akhirnya, dari sekedar memenuhi keinginan sendiri, Atik dan Angel memanfaatkan peluang tersebut menjadi bisnis besar yang hingga saat ini mendatangkan income yang luarbiasa bagi keduanya.
Angel berharap, ke depan usaha mereka akan semakin besar. Bukan saja usaha ceker mercon tetapi produk makanan siap saji dan jajanan tradisional akan mereka coba.
Ia juga berharap kepada pemerintah daerah agar dapat membantu usahanya sehingga menjadi besar di kemudian hari nanti.
"Kami sangat berharap ada bantuan modal dan alat dari pemerintah atau pihak manapun untuk membesarkan usaha kami ini," harap Angel.
Usaha Atik dan Angel menjadi contoh baik bagi semua anak muda yang saat ini bingung memulai usahanya. Karena langkah kecil saja jika semangat dan bersungguh-sungguh akan melahirkan sebuah kesuksesan besar di kemudian hari.
Masyarakat yang berpenghasilan rendah seperti pedagang kaki lima (PKL) semakin susah mencari nafkah karena dibatasi aturan yang diterapkan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Ditambah lagi dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Indonesia semakin memperburuk ekonomi masyarakat.
Namun, berbeda dengan yang terjadi kepada dua gadis muda asal Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa yaitu Hariati (25) dan Dian Fitriani (25). Keduanya berhasil memanfaatkan keadaan pandemi menjadi motivasi besar mereka untuk berusaha.
Di tengah pandemi Covid-19 dan PPKM yang diterapkan di Sumbawa, Hariati yang akrab dikenal dengan nama Atik dan Dian yang akrab disapa Angel tetap semangat dalam menjalani hari untuk berdagang.
Walau keduanya bekerja di salah satu perusahaan swasta, tetap saja kebutuhan menuntut mereka untuk mencari rezeki lebih. Hal itulah yang membuat mereka semangat mencari pundi-pundi rezeki dengan berdagang "Ceker Mercon" yang dibuat sendiri.
Bahkan di pandemi Covid-19 dan PPKM tidak menjadi penghalang bagi kedua gadis cantik dan manis asal Alas tersebut. Semangat mereka harus ditiru oleh anak muda millenial saat ini.
"Alhamdulillah di sela-sela kerjaan, kami menyempatkan diri untuk berjualan ceker mercon yang kami buat sendiri. Walau di masa pandemi ini kami tetap semangat," ungkap Atik yang ditemui di Sumbawa, Rabu (11/8).
Seperti kata pepatah, "hasil tidak akan mengkhianati usaha". Itulah gambaran yang dirasakan oleh kedua gadis tersebut. Usaha-usaha mereka kini membuahkan hasil baik, bahkan omsel penjualan per hari nya semakin naik.
"Alhamdulillah setiap hari tetap habis, banyak yang pesan dan langsung kami antar ke rumahnya," kata Atik sambil melempar senyum manisnya.
Setiap harinya Atik dan Angel membuat ceker mercon sekitar puluhan mika. Walaupun tinggal di sebuah kos-kosan, namun tidak menghalangi keduanya untuk menjadi orang-orang yang produktif dan sukses.
Ceker mercon "Dua Dara" milik Atik dan Angel memang belum terlalu dikenal oleh publik, namun setiap hari Atik dan Angel mampu menghasilkan pundi-pundi rezeki yang lumayan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Jika dihitung dalam satu bulan, Omset dari jualan ceker mercon ini mencapai sekitar Rp 5 juta bahkan bisa lebih. Omset sebesar itu didapat dari satu produk saja yaitu ceker mercon. Belum lagi income dari usaha-usaha makanan siap saji lain yang dibuat sesuai pesanan pelanggan.
Di masa pandemi Covid-19, masyarakat ekonomi rendah merintih dan tak jarang banyak yang mengangkat bendera putih tanda menyerah dari keadaan. Namun dua gadis manis asal Alas ini malah semakin semangat berjualan ceker online.
"Walau di massa Pandemi kita tetap bisa berjualan karena jualannya secara online, kami siap antar ke tempat pelanggan," ungkap Angel.
Angel yakin usaha yang digelutinya bersama Atik, tidak akan terpengaruh oleh Pandemi Covid-19 atau PPKM karena berjualan melalui online dan delivery.
Awalnya Atik dan Angel membuat ceker mercon hanya dengan modal Rp 100 ribu saja dan modal semangat. Usaha mereka ini telah berjalan lebih kurang 1 bulan dan sudah menghasilkan income yang lebih dari ekspektasi mereka.
"Lumayan hasilnya bisa kita tabung dan buat belanja sehari-hari. Jadi tiap hari tetap ada pemasukan dari hasil jualan," tutur Angel.
Angel mengungkapkan, ide awal berjualan ceker mercon datang dari keluhan Atik yang tidak puas setelah memesan ceker melalui online.
Ia menceritakan bahwa suatu hari Atik memesan ceker mercon melalui online, namun Atik merasa sedikit kecewa karena ceker yang dipesan terlihat kurus dan rasanya tidak begitu enak.
Dari keluhan tersebut, Atik dan Angel mencoba membuat ceker mercon dan hasilnya pun enak serta mendapat pujian dari teman-temannya. Beberapa kali membuat ceker hasilnya selalu mendapat pujian.
Akhirnya, dari sekedar memenuhi keinginan sendiri, Atik dan Angel memanfaatkan peluang tersebut menjadi bisnis besar yang hingga saat ini mendatangkan income yang luarbiasa bagi keduanya.
Angel berharap, ke depan usaha mereka akan semakin besar. Bukan saja usaha ceker mercon tetapi produk makanan siap saji dan jajanan tradisional akan mereka coba.
Ia juga berharap kepada pemerintah daerah agar dapat membantu usahanya sehingga menjadi besar di kemudian hari nanti.
"Kami sangat berharap ada bantuan modal dan alat dari pemerintah atau pihak manapun untuk membesarkan usaha kami ini," harap Angel.
Usaha Atik dan Angel menjadi contoh baik bagi semua anak muda yang saat ini bingung memulai usahanya. Karena langkah kecil saja jika semangat dan bersungguh-sungguh akan melahirkan sebuah kesuksesan besar di kemudian hari.