Jakarta (ANTARA) - Pelatih kepala Ajax Erik ten Hag tak menyembunyikan rasa bangga atas keberhasilan timnya memenangi laga lanjutan Grup C Liga Champions melawan Borussia Dortmund yang ia sebut sebagai "perang terbuka".

Ten Hag memilih label tersebut karena menurutnya baik Ajax maupun Dortmund sama-sama memiliki filosofi permainan menyerang.

Ajax menang telak 4-0 atas Dortmund di Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Selasa waktu setempat (Rabu WIB), yang diwarnai 19 percobaan tembakan untuk tuan rumah dan 10 kali bagi tim tamu.

"Tentu saja saya sangat bangga atas tim saya. Kami menghasilkan performa fantastis dan memainkan sepak bola yang luar biasa," kata Ten Hag selepas laga kepada Amazon Prime sebagaimana dikutip dari laman resmi UEFA.

"Ketika dua tim dengan filosofi menyerang seperti tadi, pertandingan berubah menjadi perang terbuka, yang bisa kami menangi malam ini," ujarnya menambahkan.

Gol bunuh diri kapten Dortmund Marco Reus jadi pembuka keunggulan Ajax sebelum Daley Blind, Antony Matheus dan Sebastien Haller bergantian menjebol gawang tim tamu untuk melengkapi kemenangan.

Ten Hag nyaris tak memiliki kritik atas penampilan anak-anak asuhnya yang unggul nyaris di semua lini terhadap Dortmund, tetapi secara khusus memuji keberanian para pemain Ajax melakukan pengawalan ketat sejak di lini terdepan.

Kendati demikian, Ten Hag tak mau para pemainnya lupa diri sebab masih ada tiga pertandingan lagi meski di atas kertas Ajax hanya butuh satu kemenangan tambahan untuk mengunci tempat ke babak 16 besar.

"Salah satu prioritas kami adalah memanfaatkan penguasaan bola dan para pemain saya sangat luar biasa dalam hal itu serta menciptakan banyak peluang," katanya.

"Yang paling memuaskan bagi saya adalah cara kami mengawal dan menekan lawan.

"Saya sangat senang kami menang dan dengan sepak bola yang luar biasa, tapi masih ada tiga pertandingan lagi," tutup Ten Hag.

Ajax selanjutnya akan berganti melawat ke Signal Iduna Park dijamu Dortmund untuk pertandingan berikutnya dua pekan lagi.


 

Pewarta : Gilang Galiartha
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024