Mataram (ANTARA) - Mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (Lipia) Jakarta, Azam Rofiulah, mendaki 35 gunung di Indonesia selama empat bulan demi mempromosikan green tourism (wisata hijau).
"Saya baru saja menyelesaikan gunung ke-32 yaitu Gunung Rinjani di Lombok, dan akan meneruskan ke gunung Tambora di Sumbawa, Kelimutu dan Inerie, Flores," kata pria kelahiran Jakarta, 14 Mei 1997 kepada Antara di Mataram, Ahad.
Azam memulai perjalanan sejak 16 Juli 2021 dengan pendakian Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan. Uniknya untuk mencapai setiap lokasi menggunakan sepeda motor.
Founder Kaldera Indonesia menegaskan
kegiatan marathon pendakian gunung itu demi mempromosi metode pariwisata hijau.
Tentunya selama pendakian, kata dia, tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat serta memilih gunung yang berlokasi di zona hijau Covid-19.
Pariwisata Hijau sendiri merupakan konsep yang diusung sebagai bentuk kejelian Azam melihat potensi Alam Indonesia dalam menyambut era Environment 6.0 yang akan terjadi di masa mendatang.
"Indonesia memiliki keunggulan bonus demografi di tahun 2030 dan era emas di tahun 2045. Ini potensi yang harus dimaksimalkan karena tahun 2050, ditandai berakhirnya Paris Agreement tentang Zero Emission Carbon, dunia akan memasuki era Environment 6.0," katanya.
Ia menambahkan pada era ini seluruh kegiatan manusia akan berorientasi pada kelestarian lingkungan.
"Maka sudah seharusnya kita memulai gerakan baru, terutama di bidang pariwisata, agar kelak saat era ini dimulai, kita bisa menjadi salah satu pemimpin di bidang Pariwisata," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno saat melepas tim Ekspedisi pada 16 Juli 2021.
"Itu (Environment 6.0) merupakan bagian dari unstoppable global trend tentang sustainibility, maka anak-anak muda yang harus menjadi pemenangnya," katanya.
Sandi melanjutkan dirinya berharap Kaldera juga bisa menjadi mitra Kemenparekraf ke depannya.
Ekspedisi yang digagas oleh Kaldera-Forever ini sendiri akan dilakukan hingga Oktober 2021, dan ditutup di Gunung Kelimutu, Flores pada momentum sumpah pemuda, 28 Oktober 2021.*
"Saya baru saja menyelesaikan gunung ke-32 yaitu Gunung Rinjani di Lombok, dan akan meneruskan ke gunung Tambora di Sumbawa, Kelimutu dan Inerie, Flores," kata pria kelahiran Jakarta, 14 Mei 1997 kepada Antara di Mataram, Ahad.
Azam memulai perjalanan sejak 16 Juli 2021 dengan pendakian Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan. Uniknya untuk mencapai setiap lokasi menggunakan sepeda motor.
Founder Kaldera Indonesia menegaskan
kegiatan marathon pendakian gunung itu demi mempromosi metode pariwisata hijau.
Tentunya selama pendakian, kata dia, tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat serta memilih gunung yang berlokasi di zona hijau Covid-19.
Pariwisata Hijau sendiri merupakan konsep yang diusung sebagai bentuk kejelian Azam melihat potensi Alam Indonesia dalam menyambut era Environment 6.0 yang akan terjadi di masa mendatang.
"Indonesia memiliki keunggulan bonus demografi di tahun 2030 dan era emas di tahun 2045. Ini potensi yang harus dimaksimalkan karena tahun 2050, ditandai berakhirnya Paris Agreement tentang Zero Emission Carbon, dunia akan memasuki era Environment 6.0," katanya.
Ia menambahkan pada era ini seluruh kegiatan manusia akan berorientasi pada kelestarian lingkungan.
"Maka sudah seharusnya kita memulai gerakan baru, terutama di bidang pariwisata, agar kelak saat era ini dimulai, kita bisa menjadi salah satu pemimpin di bidang Pariwisata," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno saat melepas tim Ekspedisi pada 16 Juli 2021.
"Itu (Environment 6.0) merupakan bagian dari unstoppable global trend tentang sustainibility, maka anak-anak muda yang harus menjadi pemenangnya," katanya.
Sandi melanjutkan dirinya berharap Kaldera juga bisa menjadi mitra Kemenparekraf ke depannya.
Ekspedisi yang digagas oleh Kaldera-Forever ini sendiri akan dilakukan hingga Oktober 2021, dan ditutup di Gunung Kelimutu, Flores pada momentum sumpah pemuda, 28 Oktober 2021.*